Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta semua pemangku kepentingan untuk mewaspadai kredit skor komoditas dan industri tertentu. Hal ini seiring dengan adanya potensi ancaman resesi global yang terjadi pada 2023.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar menyampaikan bahwa pada saat ini Indonesia perlu mewaspadai perkembangan global, di mana pada tahun depan risk nya itu adalah adanya potensi perlemahan ekonomi.
“Dalam menghadapi situasi tersebut, tentunya kami sudah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya adalah melakukan pengawalan pada sektor komoditas dan industri tertentu,” ujar Mahendra, Rabu (21/12/2022).
Mahendra menyampaikan bahwa apa yang terjadi di ekonomi global adalah adanya kerawanan untuk sektor komoditas dan industri tertentu, sehingga eksposure dari kredit yang berada pada komoditas ataupun fluktuasi harga, serta kepastiannya perlu dikawal dengan baik.
“Tentunya untuk dalam negeri kita tahu bahwa beberapa ekspor kita yang mengalami situasi pelemahan pasar di luar negeri seperti manufaktur yg relaitf padat karya, yakni tekstil dan lainnya, itu ada kemungkinan juga adanya perpanjangan restrukturisasi sampai satu tahun, jadi ini perlu di jaga juga,” ujarnya.
Strategi lainnya yang akan dilakukan OJK adalah pihaknya akan memperingati perusahaan-perusahaan di industri keuangan khususnya perbankan untuk memperkuan kinerjanya, jangan terlalu melakukan euforia dan membagikan dividen. Karena ketika dibutuhkan untuk dukungan tambahan dana pada kondisi yang lebih berat, ditakutkan dana itu tidak ada.
Upaya lainnya yang akan dilakukan OJK adalah bagaimana proses untuk mendorong motor pertumbuhan dalam negeri. Di sini OJK melihat ada beberapa sektor prioritas salah satunya jasa keuangan, Mahendra menyampaikan bahwa pihaknya ingin membangun sektor tersebut.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo memberi sinyal akan mengakiri pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi virus corona pada akhir 2022. Atas kondisi itu, Mahendra menyampaikan bahwa di sektor keuangan pun juga akan segera keluar dari situasi tersebut yang diiringi dengan program restrukturisasi dengan mengawal sektor-sektor yang rawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel