BI Rate Naik, Bos BI Sebut Kenaikan Suku Bunga The Fed Masih Akan Berlanjut

Bisnis.com,22 Des 2022, 14:43 WIB
Penulis: Maria Elena
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa langkah pengetatan kebijakan moneter negara maju, khususnya Amerika Serikat (AS), yang masih berlangsung hingga awal 2023 perlu terus diwaspadai.

Perry mengatakan, kenaikan suku bunga bank sentral AS, the Fed, akan berlanjut pada 2023, dan akan tetap berada pada tingkat yang tinggi dalam jangka panjang.

“The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga kebijakan moneter mereka [Fed Funds Rate] hingga awal 2023 dengan siklus pengetatan kebijakan moneter yang panjang meski dengan besaran yang lebih rendah dari perkiraan,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022).

Sebagai salah satu antisipasi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Desember 2022 memutuskan menaikkan BI Rate atau BI7DRR sebesar 0,25 bps menjadi 5,5 persen.

Perry mengatakan, langkah kebijakan moneter yang diperkirakan tetap ketat tersebut lantaran untuk merespons laju inflasi yang diperkirakan tetap tinggi pada 2023, meski mulai melandai.

Selain itu, laju inflasi global juga masih dipengaruhi oleh berlanjutnya gangguan rantai pasokan global dan ketatnya pasar tenaga kerja di AS dan Eropa.

Perkembangan tersebut, kata Perry, akan mendorong tetap kuatnya dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Hal ini kemudian masih akan memberikan tekanan pada pasar keuangan negara berkembang, dari sisi aliran modal asing, termasuk ke Indonesia.

Sementara itu, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 akan melambat menjadi sebesar 2,6 persen, dari perkiraan pada tahun ini yang mencapai 3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini