Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) diproyeksi cenderung terbatas pada 2023.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan bahwa dari sisi eksternal, bank sentral negara maju, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa telah memberikan sinyal kenaikan suku bunga yang lebih lambat pada 2023 mendatang.
Hal ini menunjukkan laju inflasi global telah mencapai puncaknya, tetapi tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini akan memberikan ruang bagi penurunan suku bunga kebijakan yang mungkin mulai terjadi pada 2024.
Andry menilai, fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dapat menekan sentimen negatif dari gejolak global, diantaranya kekhawatiran akan risiko resesi global, ketidakpastian yang berkepanjangan, serta arus masuk modal dan mata uang yang masih mengalami tekanan di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dari sisi domestik, dia memperkirakan tingkat inflasi akan tetap tinggi setidaknya hingga semester I/2023, yaitu mencapai 5 hingga 6 persen secara tahunan dikarenakan oleh base effect pada semester I/2022.
Sementara itu, laju inflasi diperkirakan akan melambat menuju kisaran 3,5 hingga 4 persen pada akhir 2023.
Dengan perkembangan inflasi domestik yang terkendali dan sektor eksternal yang tangguh, BI dinilai akan mengikuti negara maju dalam memperlambat kenaikan suku bunga acuan.
“Sebagai langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking, BI7DRR kami perkirakan akan meningkat menjadi 5,75 persen pada 2023 karena inflasi tahunan diperkirakan tetap berada di atas kisaran target inflasi 2-4 persen pada semester I/2023,” katanya, Kamis (22/12/2022).
Andry mengatakan, berdasarkan asumsi bahwa laju inflasi akan terus mereda menuju kisaran sasaran pada semester II/2023 dan pemerintah akan mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir 2022, konsumsi swasta diperkirakan meningkat sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi pada 2023.
Dia menilai, BI mungkin akan menaikkan BI7DRR sebesar 25 basis poin lagi menjadi 5,75 persen pada kuartal I/2023 dan mempertahankannya tetap pada level tersebut sambil memantau situasi ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel