Adu Kuat Perekonomian Jateng-DIY Pada 2023

Bisnis.com,24 Des 2022, 09:31 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5,32% selama 2018. Data: BPS Jawa Tengah

Bisnis.com, SEMARANG - Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, M Firdauz Muttaqin, mengungkapkan bahwa permintaan domestik dan realisasi investasi masih menjadi motor perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2023 mendatang. Hal tersebut didasari oleh perlambatan perekonomian di tingkat global serta suku bunga kebijakan yang cenderung tinggi.

"Jawa Tengah memiliki potensi dan modal perekonomian yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi domestik. Antara lain berupa jumlah penduduk usia muda yang besar, pasokan pangan yang melimpah, tenaga kerja yang kompetitif, serta sektor unggulan yang beragam," jelas Firdauz dalam Pertemuan Tahunan KPw BI Provinsi Jawa Tengah yang digelar beberapa waktu lalu.

Dalam Laporan Perekonomian Jawa Tengah bulan November, BI memperkirakan bahwa sektor manufaktur masih akan menjadi motor bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Manufaktur Jawa Tengah juga tengah di atas angin, menyusul kebijakan substitusi impor dengan target 35 persen pada tahun 2022 yang ditetapkan pemerintah pusat melalui Kementerian Perindustrian.

Kebijakan substitusi impor itu diharapkan dapat mendorong geliat investasi dan kapasitas produksi industri pengolahan dalam negeri, termasuk di Jawa Tengah yang belakangan jadi primadona relokasi pabrik.

Namun demikian, sektor manufaktur itu masih terus terancam dengan peningkatan suku bunga The Fed. Sebagai informasi, bank sentral Amerika Serikat diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga hingga paruh pertama 2023 mendatang. Langkah tersebut diambil untuk mengerem laju inflasi di Negeri Paman Sam tersebut. Imbasnya, diperkirakan, harga barang impor bakal mengalami kenaikan atau mengalami imported inflation.

Lain Jawa Tengah, lain pula DI Yogyakarta. Di wilayah tersebut, Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek Strategis Daerah diperkirakan bakal berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah pada 2023 mendatang. BI memperkirakan, gairah investasi di DI Yogyakarta masih akan terus tumbuh seiring penyelesaian Tol Yogyakarta-Surakarta dan Yogyakarta-Bawen. Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sendiri masih punya sejumlah proyek pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rest area, serta revitalisasi jalan sesuai dengan Proyek Strategis Daerah.

Potensi tersebut tak lepas dari catatan. Gairah investasi di DI Yogyakarta masih terkendala pembebasan lahan yang bukan tidak mungkin bakal menghambat pengerjaan PSN. BI juga mencatat bahwa sejumlah perusahaan masih mengerem investasi ke wilayah itu mengingat masih tingginya angka inflasi dan belum stabilnya perekonomian di tingkat global.

Tak heran jika sektor pariwisata masih jadi penopang pertumbuhan ekonomi di DI Yogyakarta. Tak cuma untuk tahun 2022 ini, namun juga untuk tahun-tahun mendatang. Terlebih dengan semakin terbukanya mobilitas penduduk pasca pelonggaran penanganan pandemi Covid-19.

Adapun pada 2023 mendatang, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa berkisar di angka 4,60-5,60 persen secara year-on-year. Angka tersebut masih lebih tinggi, meskipun tak terpaut jauh, ketimbang proyeksi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Pada 2023, BI memperkiraan Jawa Tengah mampu tumbuh 4,5-5,3 persen (YoY).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini