Produksi Mobil Hyundai di Indonesia Pakai Listrik EBT Mulai Awal 2023

Bisnis.com,25 Des 2022, 14:16 WIB
Penulis: Anshary Madya Sukma
Penandatanganan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy certificate (REC) antara Hyundai dengan PLN - Hyundai

Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan otomotif di Indonesia, Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) bakal memproduksi mobil menggunakan listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) pada awal 2023.

HMMI bersama PT PLN (Persero) telah menandatangani perjanjian untuk mendapatkan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy certificate (REC) di Pabrik HMMI. 

Penandatanganan perjanjian ini berlangsung di HMMI Mobility Innovation Center di Bekasi oleh Presiden Hyundai Motor Manufacturing Indonesia Choi Yoon-seok dan Manajer PLN UP3 Cikarang Zamzami,.

Perjanjian ini sebagai bentuk pemenuhan hak kepemilikan atas manfaat lingkungan dari EBT yang menghasilkan energi listrik.

“Mulai 1 Januari 2023, 100 persen listrik di pabrik HMMI akan berasal dari sumber energi terbarukan dan produk kami akan dibuat dengan 100 persen energi terbarukan," kata Presiden Hyundai Motor Manufacturing Indonesia Choi Yoon-seok melalui keterangan resmi, Minggu (25/12/2022).

Rencananya, HMMI akan menerapkan REC yang mewakili atribut lingkungan dari pembangkitan energi satu megawatt hour (MWh) yang dihasilkan dari sumber terbarukan.

HMMI juga telah memasang fasilitas tenaga surya pertama kalinya di Indonesia untuk menciptakan sebagian energinya dan dengan pengaturan tenaga panas bumi, HMMI telah menyelesaikan rantai nilai produksi ramah lingkungan dari proses produksi hingga akhir pada Maret lalu.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) merupakan energi ramah lingkungan yang mengubah panas bumi menjadi listrik, dan pabrik HMMI akan menghasilkan kendaraan 100 persen energi ramah lingkungan setelah menerima daya dari PLTP Kamojang yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Sebagai informasi, PLTP Kamojang terdiri atas tiga pembangkit listrik dengan kapasitas gabungan 140 MW. Uap yang diproduksi pada kedalaman 500-2000 meter mampu digunakan untuk menggerakkan turbin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini