Austindo Nusantara (ANJT) Gelontorkan Capex Rp703,89 Miliar pada 2023

Bisnis.com,27 Des 2022, 18:20 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Aktivitas di perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) siap melakukan ekspansi pada 2023. Dana belanja modal sebesar US$45 juta dianggarkan untuk penanaman kembali, pembangunan pabrik kompos, dan ekspansi lainnya.

Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan pada tahun 2023. Meski demikian, Nopri tidak menyebutkan secara detail target pertumbuhan kinerja keuangan ANJT Pada 2023.

Guna mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, Nopri mengatakan perusahaan telah menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$45 juta atau Rp703,89 miliar dengan (asumsi kurs Rp15.642). 

"Dananya sebagian besar akan digunakan untuk kepentingan ekspansi ANJT, seperti penanaman kembali (replanting) pada kebun-kebun perusahaan di wilayah Pulau Belitung dan Sumatera Utara I," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (27/12/2022).

Dana belanja modal juga dialokasikan untuk pembangunan pabrik kompos di Kalimantan Barat dan Perkebunan Sumatera Utara I. Selanjutnya, ANJT juga akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur pendukung pada wilayah operasionalnya di Papua Barat.

Sementara itu, Nopri mengatakan produksi CPO pada 2023 akan dibayangi oleh cuaca ekstrim. Hal tersebut berpotensi menghambat proses penanaman dan panen CPO perusahaan.

Meski demikian, ANJT tetap optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan produksi pada tahun depan.

"Kami menargetkan pertumbuhan produksi CPO kurang lebih sebesar 10 persen di tahun 2023," katanya.

Nopri mengatakan optimisme perusahaan didukung oleh penambahan area perkebunan yang menghasilkan pada wilayah Papua mulai 2023. Selain itu, ANJT juga telah melakukan penanaman kembali atau replanting di perkebunannya di wilayah Belitung dan Sumatra Utara I. 

Selanjutnya, perusahaan juga membidik peningkatan produksi dari perkebunan yang masuk dalam kategori prime. Perkebunan tersebut, lanjut Nopri, terutama berada di wilayah Kalimantan dan Sumatra Utara II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini