Rights Issue Oversubscribed 1,4 Kali, BSI Kian Dipercaya Investor

Bisnis.com,27 Des 2022, 11:49 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI Hery Gunardi (kiri ketiga) bersama jajaran direksi BSI lainnya dan Direktur Pengaturan dan Perdagangan BEI Irvan Susandy (kanan pertama) saat seremoni pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia dalam rangka pelaksanaan right issue perseroan di Bursa Efek Indonesia, Senin (26/12/2022)/Dok.-BSI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI optimistis semakin mendapatkan kepercayaan investor lokal dan luar negeri setelah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) dalam aksi korporasi melalui pemberian hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya mencatatkan oversubscribed hingga 1,4 kali pada saat penawaran rights issue. Selain itu, aksi korporasi itu berhasil meningkatkan jumlah saham free float sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  

Menurut Hery, tingginya permintaan itu menunjukan bahwa investor baik dari dalam maupun luar negeri semakin percaya pada kinerja fundamental emiten perbankan syariah tersebut.

Rights issue yang kami lakukan berjalan lancar dan penyerapan saham oleh investor institusi baik domestik maupun asing serta publik sangat baik," ungkapnya, Senin (26/12/2022).

Melalui aksi korporasi itu, BRIS menerbitkan sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 saham baru Seri B atau sebesar 10,84 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Dengan harga pelaksanaan rights issue Rp1.000 per lembar saham, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rangka Penambahan Modal HMETD I tersebut sebanyak-banyaknya Rp5 triliun.

Dalam rights issue tersebut, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI selaku pemilik 50,83 persen saham BRIS melaksanakan seluruh HMETD, sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI yang memiliki 24,85 persen saham perseroan telah melaksanakan sebagian HMETD yakni sebanyak 500 juta lembar saham.

Hery menambahkan rights issue yang tengah berproses menuju tahap akhir itu diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan dengan tingkat atau rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) mencapai kisaran 20 persen.

Dengan begitu, struktur permodalan BSI akan setingkat dengan rata-rata industri perbankan dan juga dapat menopang pertumbuhan pembiayaan dan layanan keuangan syariah yang semakin bertumbuh pesat.

“Dengan demikian, kami akan terus melakukan ekspansi bisnis dengan masif untuk merealisasikan aspirasi besar BSI di masa depan,” tegasnya.

Adapun, kinerja BSI terus mengalami pertumbuhan yang baik dan berkelanjutan. Hingga kuartal III/2022, BSI membukukan pertumbuhan pembiayaan tahunan hingga 22,35 persen. 

Pada periode yang sama, perseroan membukukan pertumbuhan fee based hingga 25,5 persen dengan kualitas pembiayaan terjaga pada level non performing financing (NPF) gross sebesar 2,67 persen. BSI juga membukukan profitabilitas yang positif dengan return on equity atau ROE sebesar 17,44 persen dan Net Imbalan 6,22 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini