Bisnis.com, JAKARTA — Keluar mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Peribahasa itu agaknya cukup menggambarkan situasi industri farmasi yang baru lepas dari krisis akibat pandemi, kemudian dihadapkan kembali pada risiko resesi dan inflasi 2023.
Sebutlah emiten farmasi PT Kable Farma Tbk. (KLBF) yang pada Juni 2022 telah menaikkan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 5 persen untuk melawan derasnya inflasi sebesar 4,35 persen pada bulan tersebut.
Bagi KLBF dan produsen farmasi lain, inflasi telah melambungkan harga bahan baku dan kemasan ke titik didihnya. Pada Mei 2022, misalnya, harga bahan baku kemasan berbasis high-density polyethylene (HDPE) mengalami kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir ke lebel US$1.126 per metrik ton.