Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mencatatkan premi bruto sebesar Rp353,09 miliar sampai dengan sembilan bulan pertama di 2022. Sepanjang kuartal III/2022, premi bruto milik emiten bersandi saham ASBI itu tumbuh 7,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Presiden Direktur Asuransi Bintang Hastanto Sri Margi Widodo menuturkan bahwa pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan membukukan premi bruto sebesar Rp327,22 miliar. Adapun untuk tahun ini, salah satu perolehan premi bruto ASBI ditopang oleh jenis asuransi varia yang tumbuh 27 persen yoy. Secara nilai, jenis asuransi varia naik dari Rp43,47 miliar menjadi Rp55,16 miliar pada kuartal III/2022.
Pertumbuhan pendapatan premi Asuransi Bintang juga diperoleh dari jenis asuransi kendaraan bermotor yang mencapai 18 persen yoy, naik dari Rp37,27 miliar menjadi Rp44,11 miliar. Diikuti dengan jenis asuransi property yang tumbuh 6 persen yoy menjadi Rp151,09 miliar.
Sementara itu, perusahaan juga mencatatkan penurunan di lini bisnis engineering yang turun tipis 1 persen yoy, dari sebelumnya bernilai Rp10,24 miliar menjadi 10,16 miliar. Sama halnya dengan lini bisnis cargo yang mengalami kontraksi sebesar 5 persen yoy menjadi Rp14,98 miliar.
“Secara portofolio, 43 persen diperoleh dari property, marine hull 22 persen, varia 16 persen, kendaraan bermotor 12 persen, cargo 4 persen, dan engineering 3 persen,” kata Widodo dalam paparan Public Expose secara daring, Rabu (28/12/2022).
Selanjutnya, untuk klaim netto mengalami peningkatan sebesar Rp14,3 miliar atau naik 31,4 persen yoy, terutama terjadi untuk jenis asuransi kendaraan bermotor dan marine hull sebagai dampak peningkatan premi pada jenis asuransi ini. Setali tiga uang, rasio klaim netto terhadap premi bruto meningkat menjadi sebesar 16,9 persen sementara pada posisi 2021 sebesar 13,9 persen.
“Keseluruhan kinerja tersebut di atas menghasilkan hasil underwriting sebesar Rp88 miliar dari Rp75,8 miliar tahun lalu atau meningkat sebesar 16 persen yoy,” ungkapnya.
Adapun untuk hasil investasi sampai dengan September tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp356 juta atau naik 5,3 persen yoy. Widodo mengungkapkan bahwa hal ini terjadi sehubungan investasi perusahaan terutama pada instrumen obligasi yang menyebabkan perolehan bunga efek utang dan sukuk yang meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Jika dilihat dari sisi jalur distribusi, pertumbuhan produksi premi bruto sebagian besar berasal dari bisnis telemarketing (52 persen) dan leasing (34 persen)..
Secara portofolio, kontribusi terbesar diperoleh dari jalur distribusi broker sebesar 40 persen, agency dan leasing masing-masing 19 persen, direct business 14 persen, bank dengan kontribusi mencapai 7 persen, telemarketing 1,3 persen, dan digital marketing mengambil porsi sebesar 0,18 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel