Pupuk Langka, Kelompok Tani dan Ternak Enggal Mukti di Sumut Buat Pupuk Fermentasi Sendiri

Bisnis.com,28 Des 2022, 20:32 WIB
Penulis: Ade Nurhaliza
Seorang petani sedang menabur pupuk./Getty Image

Bisnis.com, MEDAN - Kelangkaan pupuk tengah menjadi kendala di kalangan petani Indonesia, khususnya di Sumatra Utara (Sumut).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah pupuk sendiri seperti yang dilakukan oleh Kepala Kelompok Tani dan Ternak Enggal Mukti Sugito.

"Kalau pupuk, lantaran kita dekat dengan bahan baku, kita fermentasikan sendiri. Dan pupuk dari daerah kami dikirim ke Berastagi kebanyakan," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (28/12/2022).

Sugito mengatakan kemampuannya mengolah pupuk berawal dari adanya kegiatan CSR dari salah satu perusahaan BUMN tentang bagaimana mengolah pupuk berbentuk padat dan cair dengan cara fermentasi.

"Dari obatnya kami fermentasi, pupuknya kami fermentasi, karena beli pupuk pun sekarang mahal. Ada duit pun, engga ada barang. Jadi alternatifnya disamping kita juga beli dari yang sudah jadi, juga kita bikin sendiri," sambung Sugito.

Dalam pembuatannya, Sugito menjelaskan ada uji lab yang perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada kekurangan takaran bahan hingga akhirnya siap digunakan. Bahan bakunya sendiri berasal dari kotoran hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, ataupun juga bisa merupakan gabungan dari ketiganya.

Bahan utama lainnya yang digunakan dalam proses fermentasi adalah air kelapa, dan buah busuk yang berperan sebagai penyumbang nutrisi untuk tanaman. Sugito mengaku setidaknya ada 12 hingga 14 jenis bahan yang diperlukan untuk menghasilkan kualitas pupuk fermentasi yang bagus.

"Fermentasi itu setidaknya kalau pakai Em4 dan Molase. Pupuk yang padat itu (prosesnya) bisa sampai 3 minggu. Yang cair juga sama, 3 minggu. Kalau yang rumitnya yang cair. Yang cair itu nanti nyaringnya harus ada sampe 5 saringan kain kasanya sampai supaya tidak nyumbat. Tapi kalau yang padat tinggal naburkan aja," jelas Sugito.

Berdasarkan penggunaannya, pupuk fermentasi padat dikhususkan untuk tanaman keras seperti pohon jambu, pohon nangka, dan yang lainnya. Sedangkan pupul cair dapat digunakan pada tanaman hortikulrltura, dan termasuk di dalamnya adalah tanaman sayuran.

"Kalau dulu aku udah kirim sampai ke Jambi, Pekanbaru. Tapi kalau sekarang ya untuk pemakaian pribadi-pribadi aja," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini