Rights Issue BSI Oversubscribed, Simak Proyeksi Kinerja Saham BRIS

Bisnis.com,29 Des 2022, 18:43 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi penambahan modal melalui skema rights issue PT Bank Syariah Indonesia Tbk. telah digelar dan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed 1,4 kali. Dengan capaian tersebut, saham emiten bersandi BRIS ini diperkirakan menguat.

BSI menggelar aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 4,99 miliar saham baru seri B. Harga pelaksanaan aksi ini ditetapkan Rp1.000 per lembar saham, sehingga dana yang diterima perseroan Rp5 triliun.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) selaku pemilik 50,83 persen saham BSI telah melaksanakan seluruh haknya. Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI dengan kepemilikan 24,85 persen saham melaksanakan sebagian haknya yang mencapai 500 juta saham.

Pengamat saham syariah Asep Muhammad Saepul Islam mengatakan suksesnya rights issue BRIS mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan. Hal ini dinilai akan mendorong penguatan saham BRIS ke depan.

Menurutnya, saat ini mulai terlihat pembalikan arah dari support kuat Rp1.075 hingga Rp1.095. Resisten kuat berikutnya terlihat pada pergerakan 200 harian yang berada di level Rp1.430 sampai dengan Rp1.440 per saham.

“Jika ini berhasil ditembus, kemungkinan akan menguji resisten berikutnya di Rp1670–Rp1.705,” ujar Asep atau akrab disapa Mang Amsi, Kamis (29/12/2022).

Dia menilai bahwa harga saham BRIS saat ini masih di bawah level harga wajar. Bila melihat dari sisi fundamental, harga wajar BRIS pada kisaran level Rp1.550 hingga Rp2.100. Alhasil, jika diambil berdasarkan rerata target harga analis berada di kisaran Rp1.838.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (29/12/2022), saham BRIS ditutup dengan kenaikan sebesar 1,57 persen ke level Rp1.290 per saham. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 20 juta dengan nilai turnover sebesar Rp25,8 miliar.

Secara terpisah, Research Analyst Infovesta Kapital Advisory Arjun Ajwani menilai saham BRIS memiliki prospek yang sangat baik, tecermin dari penerbitan saham baru perseroan yang oversubscribed. Selain itu, fundamental perseroan juga cukup positif.

BSI membukukan laba bersih Rp3,21 triliun pada kuartal III/2022 atau naik 42 persen secara tahunan. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) 2,08 persen atau naik 38 basis poin (bps) dibandingkan dengan posisi September 2021.

Sementara itu, tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) mencapai 17,44 persen per September 2022 atau naik 362 bps.

Fungsi intermediasi bank juga tumbuh signifikan. Penyaluran pembiayaan BSI tercatat mencapai Rp199,82 triliun, naik 22,35 persen yoy. Diikuti dengan rasio non-performing financing (NPF) gross turun dari 3,05 persen menjadi 2,67 persen, sementara NPF net sebesar 0,59 persen.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), bank membukukan pertumbuhan 11,86 persen yoy menjadi Rp245,18 triliun. Pertumbuhan DPK ini didorong porsi dana murah atau current account savings account (CASA) yang naik dari 55,80 persen menjadi 60,90 persen.

Alhasil biaya dana atau cost of fund menurun 54 bps dari 2,1 persen per September 2021 menjadi 1,56 persen September tahun ini. Capaian itu turut berkontribusi terhadap kenaikan laba perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini