Konten Premium

Mengurai Potensi & Tantangan Co-firing Biomassa, Jurus Alternatif Transisi Energi RI

Bisnis.com,31 Des 2022, 20:54 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Ilustrasi PLTU/PLN

Bisnis.com, DENPASAR — Pengembangan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terus digenjot untuk mengakselerasi transisi energi. Implementasi co-firing pun diproyeksikan akan mendatangkan nilai ekonomi yang besar di rantai pasok biomassa.

Program co-firing diharapkan dapat menyumbang 1,73 gigawatt (GW) terhadap bauran energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan dapat mencapai 23 persen (19,9 GW) pada 2025. Produksi listrik dari biomassa pada 2025 pun ditargetkan mencapai 12,71 terrawatt hour (TWh).

Hitung-hitungan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan perputaran uang pada lini pasok biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU dapat mencapai kisaran Rp6,1 triliun sampai dengan Rp8,2 triliun pada 2025 mendatang. Saat itu, kebutuhan biomassa untuk co-firing PLTU ditaksir mencapai 10,2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini