Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang tahun 2022 Industri Keuangan Non Bank (IKNB) seperti sektor multifinance, modal ventura, dan fintech banyak mendapatkan sorotan baik dari sisi penipuan pinjol maupun aksi korporasi yang gencar dilakukan. Berikut 10 kejadian yang mendapatkan perhatian dari pembaca.
1. Akuisisi Home Credit
Raksasa keuangan dari Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menempatkan dua entitasnya yakni PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) bersama Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsri) dari Thailand untuk mengakuisisi Home Credit di Indonesia dan Filipina. Akuisisi ini diharapkan mampu menopang kedua bisnis perusahaan.
President and Chief Executirve Officer Krungsri Seiichiri Akita mengatakan, akuisisi diharapkan dapat meningkatkan daya saing bisnis seiring dengan jaringan Home Credit Indonesia yang mapan bersama dengan pengalman luas Krungsri dalam bisnis pembiayaan konsumen.
“Kami sangat senang untuk mengumumkan penandatanganan perjanjian akuisisi PT. Home Credit Indonesia dan HC Consumer Finance Philippines, Inc. Sinergi kami akan menguntungkan semua pemangku kepentingan, termasuk pelanggan lokal di Indonesia dan Filipina,” ujar Seiichiri dalam keterangan yang diterima Bisnis.
Seiichiri menegaskan bahwa aksi korproasi tersebut merupakan komitmen Krungsri terhadap strategi ekspansi di Asia Tenggara. Akuisisi sekaligus membuka jalan menuju harapan perusahaan untuk menjadi bank Thailand pilihan yang menghubungkan kebutuhan pelanggan di Asia Tenggara.
2. Akuisisi Akulaku
Konglomerasi keuangan Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) resmi menanamkan investasi senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,1 triliun di perusahaan teknologi finansial atau fintech Akulaku Inc. Dengan suntikan dana di Akulaku itu, ekosistem keuangan MUFG di Indonesia makin luas. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai bahwa suntikan dana MUFG di Akulaku itu dilakukan untuk membangun eksosistem yang melibatkan semua entitas di dalamnya. MUFG sendiri merupakan pemegang saham pengendali PT Bank Danamon Indonesia Tbk. atau BDMN Per 30 November 2022. Perusahaan tercatat menguasai 92,47 persen BDMN dengan jumlah saham yang digenggam mencapai 9,04 miliar.
3. Leasing Garap Pembiayaan Kendaraan Listrik
Sejumlah perusahaan multifinance juga marak mencermati perkembagan kendarana listrik. Tren kendaraan listrik di Indonesia terus mengalami pertumbuhan seiring dengan jumlah permintaan yang semakin bertumbuh yang tentunya di dukung oleh berbagai stimulus yang diberikan oleh pemerintah untuk mendukung mencapai net zero emisi.
Corporate Communication Head BFI Finance Indonesia Dian Ariffahmi mengatakan bahwa kendaraan listrik merupakan bisnis yang potensial di masa depan. Hal ini juga didukung oleh kesadaran masyarakat untuk menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan, serta kebijakan pemerintah yang mendukung terkait ekosistem kendaraan listrik.
“Meskipun tren kendaraan listrik tengah mengalami pertumbuhan, namun sampai hari ini core bisnis BFI Finance masih kepada produk refinancing, sehingga pembiayaan untuk kendaraan listrik yang notabene adalah kendaraan jenis baru akan kami kaji di kemudian hari,” ujar Dian kepada Bisnis, Senin (19/12/2022).
Hal yang sama juga disampaikan oleh PT Toyota Astra Financial Services (TAF), di mana saat ini TAF tengah mempelajari pembiayaan untuk kendaraan listrik dan mempelajari mengenai residue value yang ada pada pembiayaan kendaraan listrik, pasalnya pengguna kendaraan listrik saat ini masih sedikit.
“Kendaraan listrik di Indonesia ini memiliki demand yang besar, dan saat ini sedang mengalami tren. Tapi secara jumlah pengguna masih kecil karena produksinya pun masih tersebatas. Ke depan, kami siap untuk mendukung pembiayaan ini, bahkan kami sedang mengupayakaan green financing,” ujar Agus.
Meskipun Toyota Astra Financial Services sedang mempelajara residue value nya, tapi perusahaan meyakini dengan nama besar toyota dan lexus residue value akan bagus.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim juga mengatakan bahwa penjualan electronic vehicle (EV) atau kendaraan listrik perusahaan pada tahun ini masih sangat sedikit dan jumlah pembiayaan yang disalurkan dari segmen ini pun masih sangat kecil.
“Kami melihat tren pembiayaan kendaraan listrik akan mengikuti unit yang diproduksi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), kalau memang produksinya meningkat pasti pembiayaan kami juga akan naik,” ujar Roni.
Sebagai informasi, berdasarkan data Gaikindo tercatat kenaikan penjualan mobil kendaraan listrik meningkat signifikan ke angka diatas 10 ribu unit per bulan November 2022 (EV dan Hybrid) bila dibandingkan angka penjualan full year 2021 diangka 3.192 unit.
4. Geger Pinjol IPB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat empat platform yang berkaitan dengan kasus penipuan online yang menjerat mahasiswa Institusi Pertanian Bogor (IPB) University. Keempat platform tersebut terdiri dari Akulaku, Kredivo, Spaylater, dan Spinjam.
Secara total, OJK mencatat sebanyak 197 pinjaman dengan nilai outstanding pinjaman mencapai Rp650,19 juta dari keempat platform tersebut. Angka ini merupakan data yang berhasil dihimpun Posko Pengaduan Satgas Waspada Investasi (SWI) yang berada di kampus IPB sampai 23 November 2022.
"Jumlah korban mahasiswa yang mendapatkan keringanan 121 orang dengan 197 pinjaman, dengan total pinjaman Rp650,19 juta dengan tagihan tertinggi sebesar Rp16,09 juta," jelas Direktur Humas OJK Darmansyah, seperti dikutip pada Rabu (21/12/2022).
Adapun keempat perusahaan tersebut telah menyetujui memberikan relaksasi melalui restrukturisasi penghapusan pokok, bunga, dan denda sesuai kebijaksanaan dari masing-masing perusahaan atau platform.
5. Pemisahan Modal Ventura
Dalam UU PPSK disebutkan bahwa susunan dewan komisioner dalam lingkup industri keuangan nonbank (IKNB) akan dipisah. Hal itu tertuang dalam Pasal 10 ayat (4) huruf e dan huruf f.
Chief Executive Officer PT BNI Modal Ventura Eddi Danusaputro menilai bahwa pemisahan susunan kepala eksekutif modal ventura dalam RUU P2SK merupakan langkah yang baik, mengingat saat ini modal ventura berada di bawah naungan industri keuangan nonbank (IKNB).
“Sekarang semuanya [pengawasan industri di luar bank] ada di bawah IKNB [industri keuangan nonbank]. Menurut saya, kita mendukung itu [RUU P2SK] langkah bagus, agak terlalu menggeneralisir kalau modal ventura dikelompokkan bersama dengan asuransi,” kata Eddi.
Eddi menambahkan bahwa pernyataan ekuitas modal ventura sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan dari lembaga keuangan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel