Sertifikat Energi Terbarukan PLN Laris Manis, Penjualan Naik 342,05 Persen

Bisnis.com,02 Jan 2023, 13:06 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Ilustrasi PLTS atap./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melaporkan realisasi penjualan sertifikat energi terbarukan atau renewable energy certificate (REC) sudah menembus di angka 1.362.405 megawatt hour (MWh) sepanjang Januari hingga November 2022.

Torehan penjualan sertifikat hijau itu mengalami kenaikan signifikan mencapai 342,05 persen jika dibandingkan dengan pencatatan sepanjang 2021 di angka 308.201 MWh.

EVP Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN Warsono mengatakan, tren permintaan REC dari industri domestik belakangan tumbuh signifikan seiring dengan pulihnya penjualan listrik dari sektor industri dan bisnis pada akhir 2022 lalu.

Menurut Warsono, permintaan REC itu didominasi oleh sejumlah perusahaan yang berorientasi ekspor, jaringan internasional, serta pangkalan data atau data center.

“Data center mungkin belum banyak tetapi permintaannya sudah cukup signifikan ada beberapa yang sudah kita layani,” kata Warsono saat ditemui Bisnis belum lama ini di Jakarta.

Malahan, sejumlah industri itu mulai ikut menggunakan skema penambahan pembangkit EBT secara khusus atau direct power purchase agreement yang lebih dahulu dilakukan oleh Amazon pada puncak pergelaran KTT G20 pertengahan November 2022 lalu.

Lewat skema itu, Amazon sepakat untuk membeli listrik PLN berbasis EBT yang dipasok lewat empat proyek PLTS pengembangan dengan kapasitas 210 megawatt (MW) yang masuk dalam jaringan Jawa-Madura-Bali.

“Yang REC kami menggunakan EBT yang sudah ada kami berikan kepada pelanggan, tetapi Amazon kami tambah EBT baru yang kami dedikasikan untuk mereka,” kata dia.

Adapun, PLN mencatat pendapatan dari penjualan REC sepanjang Januari hingga November 2022 berada di angka Rp47,67 miliar atau naik 15,16 persen secara bulanan.

Dari sisi jumlah pembeli sertifikat hijau itu turut mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga akhir 2022, terdapat 260 korporasi dan ritel yang terdaftar pada pembelian sertifikat itu.

Misalkan, untuk pencatatan November 2022, terdapat lima pembeli korporasi baru seperti Astra Otoparts Group, PT Merck TBk, PT Johnson Home HP, PT Bangun Maju Lestari dan PT Asuransi Astra Buana.

“Sampai saat ini belum ada kendala untuk supply kita masih ada cadangan untuk sertifikat ini karena kita daftarkan di internasional kita jual ke pelanggan masih tersedia,” kata dia.

Adapun, penjualan listrik PLN mengalami kenaikan signifikan di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi. Penjualan kumulatif PLN sampai dengan November 2022 mencapai 250,4 terawatt hour (TWh) atau tumbuh sebesar 6,61 persen year-on-year.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pemulihan ekonomi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan listrik pada 2022.

Dia menjelaskan, konsumsi listrik di sektor rumah tangga masih mendominasi, meski dari sisi industri dan bisnis sudah jauh lebih baik dibandingkan masa pandemi kemarin.

“Kami PLN tentu siap mendukung pertumbuhan ekonomi dengan pasokan listrik yang andal sehingga khususnya sektor industri dan bisnis bisa bersaing dan makin tumbuh,” ujar Darmawan.

Darmawan memerinci sektor yang berkontribusi paling besar pada konsumsi listrik sepanjang 2022 adalah segmen rumah tangga, sebesar 106,23 TWh (42,43 persen). Kemudian, disusul segmen industri sebesar 81,17 TWh (32,42 persen), segmen bisnis sebesar 43,99 TWh (17,57 persen), segmen sosial sebesar 9,18 TWh (3,67 persen), dan segmen publik sebesar 7,82 TWh (3,13 persen).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini