Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal tahun ini mengingatkan kembali perbankan agar mengantisipasi dampak gangguan ekonomi global. Perbankan diminta untuk mempertimbangkan tebaran dividen dan jaga pencadangannya.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan dalam memperkuat ketahanan dan peningkatan sektor keuangan, OJK mengambil kebijakan antisipatif dan terukur yang melingkupi area kunci. Dalam memitigasi risiko eksternal terhadap sektor keuangan, otoritas juga berupaya mempertahankan kebijakan dalam menjaga volatilitas pasar.
"Lembaga jasa keuangan juga mesti menjaga ketahanan permodalan dan tingkat likuiditas yang memadai dalam antisipasi ketidakpastian ekonomi, caranya dengan optimalisasi pembagian dividen dan pencadangan agar masuk ke sektor-sektor yang relaksasinya berakhir tahun ini," kata Mirza dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK pada Senin (2/12/2022).
Sebelumnya, OJK memang telah meminta agar bank-bank besar menahan euforia pembagian dividen tahun ini. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa kondisi ekonomi global pada tahun depan dihadapkan pada dua opsi. Pertama soft landing, kondisi yang mencerminkan ekonomi melambat tetapi inflasi merendah. Kedua adalah crash landing atau situasi ketika ekonomi melambat dan inflasi tetap tinggi.
Dengan dua opsi tersebut, Mahendra meminta agar perbankan tidak larut dalam euforia pembagian dividen dan mengalokasikannya untuk memperkuat pencadangan. “[Bank] jangan terlalu euforia lalu buru-buru bagi dividen, kemudian saat dibutuhkan tambahan untuk dukungan pada kondisi lebih berat, itu tidak ada,” katanya dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 beberapa waktu lalu.
Meski begitu, sejumlah perbankan jumbo telah berencana untuk menebar dividen tahun buku 2022. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya akan membagikan dividen untuk laba tahun buku 2022 dengan besaran yang ditentukan berdasarkan kebutuhan likuiditas serta permodalan perseroan dalam mengembangkan bisnis. Bank Mandiri juga mempertimbangkan pemenuhan ketentuan yang telah ditetapkan oleh regulator.
Emiten bank berkode BMRI ini tercatat memperoleh laba Rp30,7 triliun atau tumbuh 59,4 persen secara tahunan (year–on–year/yoy) pada kuartal III/2022.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan bahwa sebagai salah satu bank milik BUMN, perseroan terus berkomitmen dalam mendukung rencana pembangunan, antara lain melalui setoran dividen.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga berkomitmen untuk menebar rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio di atas 70 persen dari laba bersih perseroan selama empat tahun ke depan.
Sebagai gambaran, BRI dan entitas anak telah berhasil membukukan laba bersih Rp39,31 triliun per kuartal III/2022 dan tumbuh 106,14 persen yoy.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa pembagian dividen merupakan bukti nyata komitmen BRI kepada pemilik saham. "BRI adalah bank rakyat, karena keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan kepada negara dalam bentuk dividen dan pajak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel