Pemilu 2024, Partai Golkar Jangan Terlalu Optimis

Bisnis.com,03 Jan 2023, 23:21 WIB
Penulis: Sholahuddin Al Ayyubi
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kiri) dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (kedua kanan) saat menghadiri acara puncak HUT ke-58 Partai Golkar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Perayaan HUT ke-58 Partai Golkar tahun 2022 ini mengusung tema Golkar Menang Rakyat Sejahtera. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Bisnis.com, JAKARTA -Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menyarankan Partai Golkar agar tidak terlalu optimistis pada Pemilu 2024 nanti.
Dia berpandangan popularitas dan elektabilitas calon pemimpin bangsa yang disampaikan eks Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, juga harus dibarengi dengan kompetensi sekaligus kapasitas sebagai pemimpin yang negarawan. 
 
Menurut pria yang akrab disapa Ipang tersebut, jika Partai Golkar hanya mengandalkan elektabilitas tanpa kapasitas, dikhawatirkan akan memunculkan masalah bangsa di kemudian hari.
"Di satu sisi, elektabilitas menjadi penting karena menjadi modal untuk menang. Tapi di sisi lainnya, ketika mereka tidak punya kompetensi, tidak punya kapasitas menjadi pemimpin, negarawan yang bisa mengayomi seluruh lapisan elemen warga negara. Itu juga akan menjadi masalah di kemudian hari," tuturnya di Jakarta, Senin (2/1/2023).
Ipang juga menyarankan agar Partai Golkar tetap fokus pada kandidat yang bakal diusung di Pemilu 2024 nanti. Menurutnya, mesin partai tersebut juga harus bekerja maksimal untuk mengenalkan kandidatnya yaitu Airlangga Hartanto kepada publik.
"Saat ini, elektabilitas Airlangga pun masih harus didongkrak dan dirtingkatkan oleh kader Partai Golkar," katanya.
Sebelumnya peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro membeberkan sejumlah strategi agar Partai Golkar bisa mendapatkan 20 persen suara pada Pemilu 2024 nanti.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan, Partai Golkar harus melakukan evaluasi secara keseluruhan untuk mendapatkan target suara besar. Evaluasi tersebut harus diawali dengan melihat perolehan suara Pileg Partai Golkar pada tahun 2019 lalu yaitu sebesar 12,31 persen. 
Selain itu, Zuhro menambahkan partai berlambang beringin itu harus menjaga soliditas internalnya. 
"Prinsipnya selama partai tak mengalami konflik atau perpecahan dan tindakan melanggar hukum seperti kasus korupsi, maka bisa diprediksi ke depan tidak mengundang masalah," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wahyu Arifin
Terkini