Bisnis.com, JAKARTA – Sektor dana pensiun mengalami pertumbuhan aset sebesar 5,06 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan nilai aset mencapai Rp341,87 triliun dan jumlah investasi sebesar Rp332,10 triliun pada November 2022.
“Sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 5,06 persen yoy, dengan nilai aset mencapai Rp341,87 triliun pada November 2022,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Desember 2022 secara daring, Senin (2/1/2023).
Lantas, bagaimana racikan investasi dana pensiun di Indonesia?
Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Muamalat Aznovri Kurniawan mengatakan sampai November 2022, return-on investment (ROI) secara year-on-year mencapai 4,30 persen untuk pilihan Paket A yang terdiri dari instrumen investasi deposito dan pasar uang, 4,80 persen untuk pilihan Paket B yang terdiri dari deposito dan sukuk, serta 3,19 persen untuk pilihan Paket C yang terdiri dari deposito, reksa dana, dan saham.
Aznovri mengklaim pengelolaan lewat DPLK lebih menguntungkan dibandingkan dengan investasi secara pribadi, karena hasil investasi bebas pajak, menghasilkan ROI yang lebih kompetitif, dan dikelola dengan prinsip syariah.
Sebagai dana pensiun lembaga keuangan satu-satunya yang beroperasi sepenuhnya secara syariah, Aznovri mengatakan DPLK Syariah Muamalat melakukan pengelolaan bisnis berdasarkan prinsip tata kelola dana pensiun yang menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan pengawasan.
Aznovri menuturkan DPLK Syariah Muamalat menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang menghimpun dana peserta dan mengelola aset dengan melakukan kegiatan investasi sesuai prinsip syariah dalam paket investasi yang dipilih oleh peserta.
“Dengan program pensiun dari DPLK Syariah Muamalat, diharapkan masyarakat memiliki investasi yang mencukupi untuk kebutuhan hari tua dan menenangkan karena dikelola secara Syariah,” kata Aznovri kepada Bisnis, Rabu (4/1/2023).
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Dana Pensiun Bank Mandiri Ali Farmadi menyampaikan dalam mengelola dana pensiun di periode 2023, pihaknya melakukan liability driven investment, di mana investasi ditujukan untuk memenuhi kewajiban pembayaran manfaat pensiun peserta yang akan jatuh tempo ke depannya.
“Kami mengelola dana yang diamanahkan dan mengusahakan dana itu akan berkembang sesuai dengan yang diharapkan,” kata Ali.
Selanjutnya, sambung Ali, instrumen yang dipilih sesuai dengan arahan investasi yang ditetapkan oleh pendiri dan juga disesuaikan dengan usia peserta (life cycle fund).
Adapun untuk memperkuat kinerja, Ali menyampaikan bahwa saat ini pemilihan instrumen surat utang negara (SUN) atau obligasi korporasi yang memiliki rating investment yang baik merupakan salah satu penempatan yang akan dipilih Dana Pensiun Bank Mandiri.
“Kami ingin memberikan yang terbaik dan aman bagi para peserta,” tutupnya.
Per November 2022, Dapen Bank Mandiri memiliki aset Rp9,4 triliun dengan hasil usaha bersih Rp561,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel