Kredit Terkait Sawit dan CPO di Perbankan Tembus Rp374,1 Triliun

Bisnis.com,04 Jan 2023, 22:46 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Para pedagang buah sawit menjadi salah satu kelompok usaha yang menyerap kredit dari perbankan./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit terkait dengan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari perbankan pada akhir 2022 mencapai Rp374,1 triliun atau naik 5,96 persen dari total kredit perbankan per kuartal III/2022.

Berdasarkan Laporan Profil Industri Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, dalam menjalankan fungsi intermediasinya, industri perbankan telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pengembangan industri kelapa sawit Indonesia. "Hal ini terlihat dari porsi penyaluran kredit terkait CPO sebesar 5,96 persen dari total penyaluran kredit atau setara dengan Rp374,1 triliun pada September 2022," demikian dikutip Bisnis dari laporan OJK, Rabu (4/1/2023).

Dalam 3 tahun terakhir, nominal kredit CPO yang disalurkan oleh industri perbankan terus menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan tertinggi kredit komoditas CPO itu terjadi pada Juni 2022 sebesar 12,72 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menurut laporan OJK, pertumbuhan penyaluran kredit CPO ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dana dari pelaku usaha. Sementara, industri kelapa sawit mulai kembali pulih dan biaya produksi pun meningkat. 

Peningkatan kembali aktivitas di industri ini terjadi akibat melambungnya harga pupuk non-subsidi seiring adanya pembatasan ekspor bahan baku yang dilakukan Rusia dan Cina.

Dalam laporan OJK itu tercatat bahwa penyaluran kredit komoditas CPO didominasi oleh kelompok bank KBMI 4 atau bank dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun, khususnya bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI). Porsi kredit CPO di bank-bank jumbo itu mencapai 60,12 persen atau secara nominal mencapai Rp224,89 triliun.

Besarnya porsi penyaluran kredit oleh kelompok BUMN tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah melalui himpunan bank-bank milik negara (Himbara) dalam mendukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian termasuk sawit.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa saat ini BRI menyalurkan pembiayaan kepada sektor kelapa sawit mencapai Rp56 triliun atau 5,6 persen dari total kredit yang disalurkan perseroan. "Namun, BRI sangat selektif menyalurkan kredit kepada sektor tersebut. BRI melakukan monitoring yang intensif dan mempersiapkan pencadangan yang memadai," kata Aestika.

Upaya penyaluran kredit secara selektif dilakukan BRI seiring dengan peringatan dari OJK agar mewaspadai risiko kredit di sektor komoditas, termasuk sawit. Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa perlambatan ekonomi yang terjadi di tingkat global menimbulkan kerawanan bagi sektor komoditas ataupun industri tertentu. Oleh sebab itu, eksposur kredit perbankan yang menyasar sektor tersebut perlu dikawal dengan baik.

Sementara itu, untuk dalam negeri, Mahendra menuturkan bahwa beberapa pasar ekspor mengalami pelemahan pasar. Semisal, industri manufaktur seperti tekstil dan alas kaki. Sektor ini dinilai perlu diberikan ruang perpanjangan restrukturisasi hingga satu tahun.

Menghadapi kondisi itu, otoritas pun telah menyiapkan sejumlah strategi sebagai langkah mitigasi. “Dalam menghadapi situasi tersebut, tentunya kami sudah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya adalah melakukan pengawalan pada sektor komoditas dan industri tertentu,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini