Ini Alasan Amazon Bakal PHK Besar-besaran hingga 18.000 Karyawan

Bisnis.com,06 Jan 2023, 15:25 WIB
Penulis: Asahi Asry Larasati
Ilustrasi Amazon./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amazon.com Inc. dikabarkan akan melakukan pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 18.000 karyawannya. Langkah ini diambil di tengah upaya e-commerce asal Amerika Serikat ini memangkas pengeluaran besar-besaran.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (/1/2022), Chief Executive Officer (CEO) Andy Jassy mengumumkan rencana PHK ini sebagai proses perencanaan tahunan perusahaan. PHK ini akan fokus di jajaran divisi ritel dan SDM, khususnya perekrutan.

Sebelumnya, Amazn sudah melakukan PHK ada 10.000 orang karyawan pada tahun 2022.

"Amazon telah melewati ekonomi yang tidak pasti dan sulit di masa lalu, dan kami akan terus melakukannya. Perubahan ini akan membantu kami mengejar peluang jangka panjang kami dengan struktur biaya yang lebih kuat." jelasnya.

Meskipun prospek PHK telah membayangi Amazon selama berbulan-bulan, perusahaan mengakui mereka mempekerjakan terlalu banyak orang selama pandemi.

Amazon bergabung dengan perusahaan teknologi lainnya dalam pemangkasan besar-besaran. Sebelumnya pada hari Rabu, Salesforce Inc. mengumumkan rencana melakukan PHK sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya dan mengurangi kepemilikan real estatnya.

PHK 18.000 karyawan ini akan menjadi pemangkasan terbesar bagi perusahaan teknologi selama. Di sisi lain, jumlah ini hanya mewakili sekitar 1 persen dari tenaga kerja Amazon yang berjumlah sekotar 1,5 juta pada akhir September 2022.

Sejak tahun 2022, e-commerce terbesar di dunia terus berupaya melakukan penyesuaian dengan perlambatan pertumbuhan e-commerce karena pembeli kembali ke kebiasaan sebelum pandemi.

Amazon menunda pembukaan gudang dan menghentikan perekrutan di divisi ritelnya. Penghentian perekrutan ini terus meluas hingga divisi korporat perusahaan, sebelum kemudian melakukan PHK.

Jassy telah menutup atau membatasi bisnis eksperimental dan tidak menguntungkan, termasuk tim yang mengerjakan layanan telehealth, robot pengiriman, dan perangkat panggilan video anak-anak.

Perusahaan yang berbasis di Seattle ini juga mencoba menyelaraskan kelebihan kapasitas dengan turunnya permintaan. Salah satu upayanya termasuk mencoba menjual ruang kosong yang tersedia dalam pesawat kargonya.

Amazon, yang dimulai sebagai toko buku online, melihat bagian-bagian dari bisnisnya turun level. Tetapi Amazon terus berinvestasi dalam bisnis komputasi awan dan periklanan serta streaming video.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini