Bisnis, JAKARTA — Prospek saham PT BPD Sumatera Utara Tbk. atau Bank Sumut yang akan segera menggelar IPO dinilai menjanjikan, terlihat dari kinerja keuangan dan fundamental bisnisnya yang solid. Meski demikian, tantangan di pasar akhir-akhir ini berpotensi melemahkan proses penawaran sahamnya.
Berita tentang IPO Bank Sumut menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Jumat (6/1/2023):
1. Prospek IPO Bank Sumut (BSMT) di Awal Tahun Penuh Tantangan
Langkah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. untuk melakukan penggalangan dana di pasar modal melalui aksi initial public offering (IPO) pada awal tahun ini cukup menjanjikan, meskipun di tengah ancaman tekanan di pasar saham akhir-akhir ini.
Perseroan berencana untuk melepas 2,93 miliar saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp250 per saham dan harga pelaksanaan di kisaran Rp350-Rp510. Jumlah tersebut setara dengan 23 persen dari struktur permodalan perseroan setelah aksi korporasi ini rampung.
Dengan demikian, potensi dana segar yang bakal diraup perseroan dari aksi ini sebanyak-banyaknya yakni Rp1,5 triliun. Jika semua berjalan lancar, saham perseroan ditargetkan sudah tercatat dan bisa ditransaksikan di pasar modal pada 7 Februari 2023 mendatang.
2. Tahun Politik di Depan Mata, ICBP dan MYOR Jadi Favorit Analis
Momentum tahun politik yang berada di depan mata dinilai bakal berimbas positif pada kinerja emiten barang konsumsi. Di antara emiten sektor ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) sejauh ini menjadi pilihan yang paling diminati kalangan analis.
Terlepas dari rapornya yang tidak terlalu memuaskan di pengujung kuartal III/2022, emiten Grup Salim ICBP masih menjadi favorit analis di awal 2023. Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebagaimana dikutip dari Bisnis.com, 30 dari 31 analis yang mengkover ICBP menyematkan rekomendasi beli.
Sementara itu, prospek positif Mayora didorong oleh makin kuatnya daya beli konsumen di 2023 menjelang Pemilu 2024 dan kenaikan upah minimum.
Manajemen MYOR mengestimasi pergerakan harga bahan baku tidak akan seagresif semester I/2022 sehingga margin bakal membaik di kuartal II/2023. Selain itu, penjualan pada tahun ini diestimasi tumbuh 5—6 persen, meskipun terdapat peluang kenaikan bisa menembus 10 persen.
3. Conrad Asia Energy Catatkan Era Baru Eksplorasi Migas Aceh
Masuknya Conrad Asia Energy Ltd. dalam pengelolaan Wilayah Kerja Offshore North West Aceh/ONWA (Blok Meulaboh) dan Offshore South West Aceh/OSWA (Blok Singkil) menjadi penanda dimulainya era baru eksplorasi minyak dan gas bumi di pantai barat selatan Aceh.
Selama ini, wilayah pantai barat selatan (barsela) Aceh bisa dibilang tidak 'tersentuh' investasi migas karena kegiatan eksplorasi dan eksploitasi lebih banyak terjadi di wilayah utara dan timur Aceh.
Berkaca pada data Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), dari 10 wilayah yang memiliki potensi migas melimpah, hanya WK ONWA dan OSWA berada di perairan Barsela. Selebihnya, seperti WK Andaman, Block A, Block B, Lhokseumawe, Pase, South Block A, Nusantara-PEP Asset 1, dan Seuramoe berada di perairan utara dan timur Aceh.
4. Prospek Investasi Properti 2023, Cuan atau Boncos?
Setelah menghadapi badai pandemi selama hampir 3 tahun, sektor properti rupanya belum dapat bernapas lega. Tahun 2023 ini diproyeksikan banyak sentimen negatif yang menghadang sektor properti mulai dari ancaman resesi, suku bunga tinggi, hingga mulainya tahun politik.
Kendati demikian, prospek bisnis properti ke depan masih gemilang, khususnya bagi kalangan yang sudah memiliki persiapan dana lebih awal. Kabar resesi yang marak diperbincangkan belakangan ini dapat menjadi golden opportunity untuk mendapatkan properti dengan harga dan bunga yang relatif lebih murah.
Pembelian properti saat ini menjadi suatu hal yang cukup berat sebab harganya yang relatif tinggi, khususnya yang berlokasi di daerah metropolitan. Meskipun begitu, pada era saat ini sudah banyak platform yang membantu dan memudahkan dalam membeli hunian yang tersebar di berbagai daerah dan juga harganya yang kian bervariatif.
5. Ramalan Dividen Bank Jumbo di Tengah Peringatan OJK
Empat bank jumbo di Indonesia diperkirakan tetap menebar dividen tahun 2022, meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau untuk menahan euforia pembagian dividen di tengah kekhawatiran resesi global.
OJK diketahui meminta bank-bank dengan laba jumbo untuk menahan pembagian dividen. Hal ini bertujuan mengantisipasi risiko kredit yang lebih tinggi di tengah ancaman resesi global.
Setidaknya terdapat empat bank yang memiliki aset lebih dari Rp70 triliun, diantaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Mirae Asset Sekuritas menilai empat bank besar tersebut diramal akan tetap menebar dividen setelah melakukan pencadangan cukup tinggi dengan rasio cakupan non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) rerata 250 persen serta 40 persen.
Keempat bank dipercaya masih dapat membayar dividen yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Modal bank yang kuat juga akan memungkinkan mereka untuk memberi insentif kepada pemegang saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel