Modal Asing Banjiri Indonesia Awal Januari 2023, Lari ke Mana?

Bisnis.com,08 Jan 2023, 19:55 WIB
Penulis: Maria Elena
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia melaporkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp8,05 triliun pada pekan pertama Januari 2023.

“Berdasarkan data transaksi 2 Januari 2023 hingga 5 Januari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,05 triliun,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Minggu (8/1/2022).

Erwin menjelaskan, dari jumlah tersebut tercatat aliran modal masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp9,74 triliun. Sementara itu, pada periode yang sama tercatat aliran modal keluar dari pasar saham sebesar Rp1,68 triliun.

Sepanjang 2023, berdasarkan data setelmen hingga 5 Januari 2023, Erwin mengatakan aliran modal asing tercatat masuk sebesar Rp6,68 triliun di pasar SBN. Di sisi lain, aliran modal di pasar saham tercatat keluar sebesar Rp2,91 triliun.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, BI mencatat premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 95,01 bps per 5 Januari 2023, dari 101,23 bps per 30 Desember 2022.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa level CDS Indonesia pada akhir 2022 cenderung melandai. Hal ini mengindikasikan stabilnya persepsi risiko investor terhadap Indonesia.

Pasar SBN kata dia berada dalam situasi yang cukup stabil, tercermin dari inflow pada Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp25,43 triliun, melanjutkan inflow pada November 2022 yang sebesar Rp23,7 triliun.

Selain itu, pelemahan nilai tukar cenderung moderat, tecermin dari tingkat depresiasi sebesar 9,1 persen secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan beberapa negara berkembang lainnya.

“Memang terjadi capital outflow yang cukup signifikan dari bond market, namun karena kepemilikan asing di dalam SBN kita yang sekarang relatif terjaga di bawah 15 persen, maka kita bisa menjaga SBN kita dalam situasi yang relatif baik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Nurhadi Pratomo
Terkini