Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) telah menjalankan aksi rights issue pada akhir tahun lalu. Setelah rights issue, kepemilikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menjadi terdilusi.
Berdasarkan keterbukaan informasi, kepemilikan saham BRI di BSI sebelum rights issue mencapai 7.092.761.655 lembar saham atau 17,25 persen. Kemudian, setelah rights issue, kepemilikan saham BRI di BSI menciut menjadi 7.092.761.655 lembar saham atau 15,38 persen.
Menyusutnya kepemilikan saham BRI di BSI seiring dengan tidak masuknya BRI dalam prospektus aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue BSI akhir tahun lalu. "Berkenaan dengan tidak dilaksanakannya hak memesan efek terlebih dahulu I PT Bank Syariah Indonesia Tbk." demikian keterangan tertulis dari manajemen BRI dikutip dari keterbukaan informasi pada Minggu (8/1/2023).
Kepemilikan saham BNI di BSI juga mengalami penyusutan. BNI hanya mengeksekusi sebagian saham baru yang diterbitkan BRIS, yakni 500 juta saham dari porsi yang menjadi haknya sebanyak 1,24 miliar saham baru. Sisanya dialihkan kepada PT CIMB Sekuritas Indonesia.
Dengan begitu, kepemilikan saham BNI di BSI pun berubah dari 10.220.230.418 lembar saham atau 24,85 persen, menjadi 10.720.230.418 lembar saham atau 23,24 persen.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) selaku pemilik saham pengendali telah melaksanakan seluruh haknya. Bank Mandiri bahkan menambah kucuran modal ke BSI sebesar Rp76,29 miliar.
Porsi kepemilikan saham Bank Mandiri di BSI pun bertambah. Sebelum rights issue, Bank Mandiri mempunyai kepemilikan 20.905.219.379 lembar saham atau 50,83 persen. Setelah rights issue, porsi kepemilikan Bank Mandiri di BSI menjadi 23.740.608.436 lembar saham atau 51,47 persen.
Sebagaimana diketahui, BSI menggelar rights issue sebanyak-banyaknya 4,99 miliar saham baru seri B. Rights issue BSI efektif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan dilaksanakan pada 19 – 23 Desember 2022.
Rights issue BSI itu mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed 1,4 kali sehingga dana yang diterima perseroan Rp5 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa penggunaan dana rights issue akan dilakukan untuk mendorong ekspansi bisnis perusahaan. Upaya ini seiring tingginya target pembiayaan, sekaligus meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR).
Sedangkan, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa rights issue BRIS bertujuan memenuhi aturan free float atau saham publik dan ekspansi bisnis perseroan. Sebagaimana diketahui, batas minimal saham publik yang beredar adalah 7,5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel