REI: Pengembang Fokus Pemulihan Pasar Properti di 2023

Bisnis.com,09 Jan 2023, 20:10 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan perusahaan Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan pihaknya akan fokus konsolidasi untuk mempertahankan dan mendorong pemulihan pasar properti sepanjang 2023.

Sekretaris Jenderal Realestat Indonesia (REI), Hari Ganie, mengatakan kondisi di 2022 dan 2023 masih terbilang berat. Di tahun ini, pasar properti kembali diterjang proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi jelang tahun politik.

"Tahun ini apalagi disebutkan akan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, akan mulai ada pergerakan pemilu, jadi itu tantangan masih berat. Daya beli nanti akan terpengaruh tentunya, belum lagi masalah regulasi yang masih perlu kami selesaikan pasca UU Cipta Kerja," kata Hari kepada Bisnis, Senin (9/1/2023).

Adapun, beberapa tahun ke belakang ini, pengembang kesulitan dengan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja (UUCK). Salah satunya yaitu terkait peralihan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Perizinan Bangunan Gedung (PBG).

Di sisi lain, beberapa subsektor properti saat ini masih belum pulih total, seperti perkantoran dan apartemen. Daya beli dua bisnis tersebut masih lemah jika dibandingkan dengan landed house atau rumah tapak, hotel, dan kawasan industri.

"Kalau rumah tapak, industri pergudangan/logistik, hotel itu sudah mulai bergerak apalagi di masa liburan, banyak kantor-kantor mengadakan acara. Tapi, perkantoran dan apartemen ini masih lemah, kami perkirakan sampai 2 tahun lagi masih perlu lihat pertumbuhannya seperti apa," ujarnya.

Di samping itu, Direktur Keuangan Metland, Olivia Surodjo, mengatakan sepanjang 2023 pihaknya masih akan meneruskan pengembangan proyek residensial yang sedang berjalan.

"Kami juga mempersiapkan proyek residensial baru yang saat ini masih dalam tahap perencanaan. Metland juga sedang membangun satu hotel di Bali," ujar Olivia.

Di tengah tantangan makroekonomi di 2023, pihaknya optimistis tetap dapat tumbuh dan menjalankan usaha, serta mempersiapkan produk baru ataupun klaster baru. Olivia juga masih mengharapkan adanya stimulus dari pemerintah yang bisa menjadi penggerak masyarakat untuk memiliki hunian.

Adapun, hingga November 2022 perolehan marketing sales Metland yang terdiri dari presales dan recurring revenue mencapai Rp1,51 triliun dari target sebesar Rp1,8 triliun. Perusahaan properti dengan kode emiten MTLA ini masih dalam tahap pengumpulan data hingga akhir Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini