Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (BSMT) atau Bank Sumut melaporkan pertumbuhan pengguna aplikasi perbankan digital SUMUTmobile tumbuh 18,71 persen secara tahunan.
Dalam laporan yang dibagikan pada agenda public expose penawaran umum saham perdana (IPO), hingga September 2022 pengguna mobile banking perseroan tercatat bertambah 59.589 pengguna.
Lengkapnya menjadi 318.433 (318,4 ribu) dari sebelumnya 258.844 (258,8 ribu) pada September 2021.
Direktur Keuangan & Teknologi Informasi Bank Sumut, Arieta Aryanti P.L. menjelaskan bahwa institusi perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi tentu memerlukan ekspansi digital untuk dapat berlomba memberikan pelayanan terbaik pada nasabah.
"Bank sumut sebagai bank daerah harus bisa melihat proses digitalisasi yang peningkatannya sangat besar apalagi di tengah era pandemi. Jadi, kita tidak lagi bisa berjalan secara tradisional dan tentu kami harus punya strategi ke depan juga untuk mengembangkan digitalisasi baik untuk layanan ke nasabah atau digital proses untuk meningkatkan efisiensi," katanya, Senin (9/1/2023).
Dia melanjutkan, selama 2 tahun terakhir, Bank Sumut telah berupaya melakukan transformasi digital melalui layanan mobile banking SUMUTmobile hingga program laku pandai yang dijalankan melalui aplikasi SUMUT LINK.
Untuk aplikasi SUMUT LINK, pertumbuhan agen tercatat bertambah sebanyak 1.184 agen pada September 2022 atau naik 519,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 1.412 agen dari sebelumnya 228 agen pada tahun 2021.
"Lalu juga ada internet banking yang kita milikki untuk pemerintah daerah. Selebihnya kita kembangkan virtual account juga dan elektronic money untuk menunjang transaksi non tunai. Jadi, pengembangan transformasi digitalisasi tengah berjalan dan tengah mengembangkan fitur-fitur layanan lainnya," tambahnya.
Adapun, sejumlah fitur yang akan diluncurkan dalam aplikasi SUMUTmobile ke depannya antara lain fitur QR Pay, Open Account, Mobile Credit, Kredit cepat (credit fast), penarikan tunai tanpa kartu, hingga penarikan tunai via indomaret.
Sebelumnya, Bank Sumut memang telah merencanakan sebagian dana akan dialokasikan untuk pengembangan sistem IT Perbankan. Sebanyak 20 persen dana yang di serap dari aksi korporasi IPO ini akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital.
"IPO akan kita lakukan untuk ekspansi bisnis dan untuk investasi terkait dengan gedung, peralatan, sewa kantor dan jauh lebih penting lagi untuk belanja IT kami dengan meningkatkan core banking sistem kita," pungkas Plt. Direktur Utama Bank Sumut sekaligus Direktur Pemasaran Hadi Sucipto.
Dalam prospetus yang dibagikan, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 (2,93 miliar) saham seri B atau sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah
Penawaran Umum Perdana Saham.
Adapun, nilai nominal ditetapkan pada harga Rp250 per helai dengan harga pelaksanaan berkisar Rp350 sampai dengan Rp510.
Direktur Keuangan & Teknologi Informasi Bank Sumut, Arieta Aryanti P.L. menjelaskan bahwa institusi perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi tentu memerlukan ekspansi digital untuk dapat berlomba memberikan pelayanan terbaik pada nasabah.
"Bank sumut sebagai bank daerah harus bisa melihat proses digitalisasi yang peningkatannya sangat besar apalagi di tengah era pandemi. Jadi, kita tidak lagi bisa berjalan secara tradisional dan tentu kami harus punya strategi ke depan juga untuk mengembangkan digitalisasi baik untuk layanan ke nasabah atau digital proses untuk meningkatkan efisiensi," katanya, Senin (9/1/2023).
Dia melanjutkan, selama 2 tahun terakhir, Bank Sumut telah berupaya melakukan transformasi digital melalui layanan mobile banking SUMUTmobile hingga program laku pandai yang dijalankan melalui aplikasi SUMUT LINK.
Untuk aplikasi SUMUT LINK, pertumbuhan agen tercatat bertambah sebanyak 1.184 agen pada September 2022 atau naik 519,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 1.412 agen dari sebelumnya 228 agen pada tahun 2021.
"Lalu juga ada internet banking yang kita milikki untuk pemerintah daerah. Selebihnya kita kembangkan virtual account juga dan elektronic money untuk menunjang transaksi non tunai. Jadi, pengembangan transformasi digitalisasi tengah berjalan dan tengah mengembangkan fitur-fitur layanan lainnya," tambahnya.
Adapun, sejumlah fitur yang akan diluncurkan dalam aplikasi SUMUTmobile ke depannya antara lain fitur QR Pay, Open Account, Mobile Credit, Kredit cepat (credit fast), penarikan tunai tanpa kartu, hingga penarikan tunai via indomaret.
Sebelumnya, Bank Sumut memang telah merencanakan sebagian dana akan dialokasikan untuk pengembangan sistem IT Perbankan. Sebanyak 20 persen dana yang di serap dari aksi korporasi IPO ini akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital.
"IPO akan kita lakukan untuk ekspansi bisnis dan untuk investasi terkait dengan gedung, peralatan, sewa kantor dan jauh lebih penting lagi untuk belanja IT kami dengan meningkatkan core banking sistem kita," pungkas Plt. Direktur Utama Bank Sumut sekaligus Direktur Pemasaran Hadi Sucipto.
Dalam prospetus yang dibagikan, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 (2,93 miliar) saham seri B atau sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah
Penawaran Umum Perdana Saham.
Adapun, nilai nominal ditetapkan pada harga Rp250 per helai dengan harga pelaksanaan berkisar Rp350 sampai dengan Rp510.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel