IHSG Masih Dalam Persimpangan Antara Menguat atau Melemah, Kenapa?

Bisnis.com,10 Jan 2023, 08:15 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan dalam tren penurunan dan berpotensi melemah setelah pada perdagangan Senin (9/1/2023) ditutup menguat.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyebutkan pergerakan IHSG pada hari ini diperkirakan bakal melanjutkan tren menurun. Sekalipun kemarin mampu berbalik ke zona hijau dan ditutup menguat 0,06 persen ke level 6.688.

Menurut analisis teknikal Ivan, kemarin IHSG berada di persimpangan chart daily dan bertahan di bawah garis Simple Moving Average-5, dengan candle spinning top.

“Pola pergerakan IHSG tersebut memberikan sinyal bahwa tren menurun akan kembali berlanjut. Sementara itu, kenaikan di atas 6.753 akan membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan skenario alternatif,” ungkapnya dalam riset harian, Selasa (10/1/2023).

Ivan memperkirakan hari ini IHSG akan bergerak dengan support berada di level 6.590, 6.560 dan 6.510, dan level resistance-nya berada di posisi 6.753, 6.790 dan 6.842. "Berdasarkan indikator, MACD menandakan momentum bearish," ujar Ivan.

Pada perdagangan hari ini, Binaartha Sekuritas merekomendasikan ANTM, ITMG, TLKM, TOWR dan UNTR untuk diakumulasi hari ini.

Senada, Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan hari ini IHSG bakal kembali dalam tekanan.

Maximilianus mengatakan hari ini pelaku pasar akan mencermati sikap pejabat Federal Reserve yang menyebutkan bank sentral akan menaikkan suku bunga hingga di atas 5 persen atau bahkan bisa mencapai 5,4 persen.

Berdasarkan analisis teknikalnya, IHSG berpotensi untuk bergerak melemah terbatas, dengan rentang 6.642-6.732. Maximilianus mengatakan, ada potensi besar bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan berikutnya, jika data inflasi AS yang akan diumumkan selanjutnya mengalami penurunan.

"Sejauh ini, inflasi di Amerika secara year-on-year masih berada di level 7,1 persen dan diperkirakan menurun menjadi 6,5 persen," ucapnya.

Dari dalam negeri, pelaku pasar juga tengah mengamati kebijakan reformasi struktural untuk mendorong ekonomi berbasis komoditas menjadi berbasis produk yang tengah diusung pemerintah, di antaranya pembuatan kebijakan terkait larangan ekspor beberapa komoditas unggulan,

“Untuk perdagangan hari ini, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan saham ANTM, UNVR dan SMGR untuk dicermati pelaku pasar,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini