Pengamat Transportasi: Sistem ERP Jakarta Dilakukan Secara Bertahap

Bisnis.com,11 Jan 2023, 08:37 WIB
Penulis: Nabil Syarifudin Al Faruq
Kendaraan bermotor melintas di bawah alat Sistem Jalan Berbayar Elektronik (ERP) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (2/3/2020). Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menargetkan sistem jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP) bisa diterapkan di sejumlah ruas jalan ibu kota pada akhir tahun 2020 dengan rencana proses lelang dilakukan pada Maret./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan electronic road pricing (ERP) akan dilakukan secara bertahap. Kebijakan ini disinyalir akan mengurangi kemacetan di Jakarta.

Ketua FAKTA Jakarta dan Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan sistem ERP sudah banyak digunakan di kota besar di beberapa negara seperti Stockholm Swedia, Londong Inggris serta Singapura, dan terbukti berhasil mengatasi memecahkan kemacetan di kota tersebut.

“Saya mendukung upaya Jakarta, sebagaimana dicanangkan oleh PJ Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono menjadikan progam prioritasnya untuk Jakarta adalah mengatasi banjir dan kemacetan Jakarta,” jelas Tigor dalam keterangan yang dikutip Bisnis, Rabu (11/1/2023).

Dia melanjutkan, ERP merupakan salah satu cara untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi di ruas jalan tertentu.

Berdasarkan pengalaman, ERP lebih efektif dalam memecahkan kemacetan pada ruas jalan tertentu dibandingkan cara ganjil genap atau juga 3 in 1.

Agar lebih efektif mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi dan mengatasi kemacetan di Jakarta, penerapan ERP di Jakarta harus didukung dan disertai cara lain seperti manajemen parkir dan integrasi layanan transportasi publik.

“Sistem jalan berbayar elektronik akan dimulai bertahap  pada ruas jalan tertentu yang akan ditetapkan sebagai jalan yang tinggi kemacetannya. Menurut saya, rencana sistem tarif atau pembayarannya yang akan diterapkan sebaiknya memakai sistem yang disesuaikan atau mengikuti  tingkat tinggi rendahnya demand penggunaan di ruas jalan yang diterapkannya ERP,” jelas Tigor.

ERP di Jakarta akan meniru sistem tarif ERP di Singapura. Saat pengguna jalan tinggi, maka tarif akan mahal. Sementara ketika pengguna jalan rendah, maka tarifnya akan turun.

Sebagai informasi, sistem ERP adalah bagian dari disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi agar mau pindah ke transportasi publik.

Tigor berpendapat sistem ERP diterapkan bersamaan dengan perbaikan sistem  manajemen parkir.

Sistem parkir harus menekan atau membuat warga berpikir panjang kalau mau menggunakan mobil pribadi atau motor pribadinya di kota Jakarta. 

Sistem parkir baru bisa diterapkan dengan menghilangkan total parkir liar, menghapus parkir di semua badan jalan, serta tarif parkir mahal agar menyulitkan pengguna menggunakan  kendaraan pribadi, mobil dan motor di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini