Parah! Inflasi Argentina Sentuh 94,8 Persen, Tertinggi sejak 1991

Bisnis.com,13 Jan 2023, 10:15 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Kawasan Plaza de Mayo, pusat kota Buenos Aires, Argentina./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Argentina mencatat tingkat inflasi tahunan tertinggi dalam tiga dekade terakhir pada tahun 2022, dipicu oleh karena krisis politik dan kurangnya rencana ekonomi yang kredibel dari pemerintah.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (13/1/2023), indeks harga konsumen (IHK) Argentina naik 94,8 persen pada Desember 2022 dari bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), menurut data pemerintah yang dipublikasikan. Level ini merupakan yang tertinggi sejak 1991.

Dibandingkan bulan November 2022, inflasi Argentina juga naik 5,1 persen pada Desember. Sektor pariwisata, minuman beralkohol, dan harga perumahan memimpin kenaikan harga bulanan tersebut. 

Menyusul rilis data inflasi ini, bank sentral Argentina memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 75 persen.

"Mempertahankan suku bunga acuan akan berkontribusi pada perlambatan inflasi secara bertahap dalam jangka menengah," demikian menurut pernyataan bank sentral.

Lonjakan inflasi tahunan yang diperkirakan akan melampaui 100 persen dalam beberapa bulan mendatang masih menjadi isu dominan di ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin ini.

Seberapa tinggi atau rendahnya inflasi tahun ini akan berdampak besar pada pemilihan presiden Argentina pada bulan Oktober mendatang.

Menteri Ekonomi Sergio Massa, yang menjabat pada Agustus 2022 setelah dua pendahulunya mengundurkan diri dalam kurun waktu empat minggu, mengerahkan berbagai langkah kebijakan konvensional dan nonkonvensional untuk meredam kenaikan inflasi.

Menteri Sergio memangkas pengeluaran sementara yang disesuaikan dengan inflasi, saat bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di atas inflasi. Sergio juga mengerahkan berbagai kebijakan untuk mengontrol harga untuk sementara, sambil menjaga nilai tukar peso Argentina.

Namun, para ekonom di Argentina cenderung pesimistis. Mereka memperkirakan inflasi akan mencapai 98 persen pada tahun 2023, meskipun Massa memperkirakan inflasi akan turun sampai 60 persen, dan pertumbuhan ekonomi akan turun menjadi kurang dari 1 persen tahun ini.

Faktor kunci lain yang mempengaruhi inflasi tahun ini adalah apakah Massa dan pemerintah dapat memenuhi perjanjian pinjaman senilai US$44 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) selama pemilihan umum tahun ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini