Jauh dari Resesi, Suku Bunga Bank Sentral Asia Tenggara Bakal Capai Puncak di Kuartai I/2023

Bisnis.com,13 Jan 2023, 13:06 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperkirakan siklus pengetatan suku bunga oleh bank-bank sentral di Asia Tenggara dalam memerangi inflasi dan resesi akan berakhir setelah menaikan 25 hingga 50 basis poin dalam beberapa bulan mendatang. 

Melansir dari Bloomberg, Jumat (13/1/2023), bank-bank sentral di Indonesia, Filipina, dan Thailand masing-masing akan menaikkan suku bunga acuan dengan total setengah poin persentase dalam beberapa bulan mendatang sebelum mencapai puncaknya. 

Sementara itu, Malaysia akan membatasi siklus kenaikan suku bunga dengan menaikan sekali lagi, sebesar seperempat poin persentasi.

Meskipun kawasan ini menghadapi tantangan yang lebih sedikit daripada negara-negara di Asia Selatan, pembuat kebijakan menggunakan alat konvensional dan nonkonvensional pada 2022 untuk meredam inflasi dan menopang pelemahan mata uang yang tertekan oleh kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Dengan melambatnya inflasi di AS membuat The Fed kemungkinan hanya menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada pertemuan berikutnya, banyak analis yang disurvei memperkirakan kenaikan suku bunga di Asia Tenggara akan berakhir di kuartal I/2023.

Kabar tersebut seharusnya mendukung otoritas fiskal karena mereka ingin mempertahankan pertumbuhan di tengah kekhawatiran resesi di beberapa negara maju.

Ekspektasi Suku Bunga di Empat Bank Sentral

1.    Bank Indonesia (BI)

BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR): 5,5 persen

Bank Indonesia diperkirakan melanjutkan kenaikan suku bunga dengan nilai yang lebih kecil, mengingat ekspektasi inflasi yang kuat dan kenaikan harga di Indonesia sudah melewati puncaknya. Keputusan tersebut akan diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19 Januari 2023. 

BI juga menggunakan program pembelian obligasi dan mempertahankan pendapatan dolar eksportir di dalam negeri untuk mendukung rupiah yang melemah akibat tekanan dolar AS. 

Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede menyampaikan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga di level 6 persen namun dengan beberapa pertimbangan. 

“Dengan mempertimbangkan inflasi yang terkendali dan tingkat terminal Fed sekitar 5 persen, kami berpikir bahwa BI akan mempertahankan tingkat suku bunga di 6 persen untuk beberapa waktu kecuali jika risiko resesi mendorong sikap akomodatif bank sentral global,” kata Josua seperti dikutip Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini