5 Komoditas Ekspor Andalan RI di 2022, Surplus Tertinggi Sepanjang Sejarah

Bisnis.com,16 Jan 2023, 16:18 WIB
Penulis: Maria Elena
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada 2022 mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu mencapai US$54,46 miliar. Ini 5 komoditas ekspor andalan Indonesia sepanjang 2022.  

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan bahwa total nilai ekspor Indonesia sepanjang 2022 tercatat mencapai US$291,98 miliar, sementara impor mencapai US$237,52 miliar.

Untuk ekspor, Margo mengatakan kenaikan ekspor nonmigas tertinggi sepanjang 2022 berdasarkan golongan barang HS 2 digit tercatat pada komoditas bahan bakar mineral (HS 27), yang nilainya meningkat sebesar US$22,15 miliar.

“Dibandingkan 2021, ekspor bahan bakar mineral naik sebesar 67,46 persen, sementara volumenya hanya naik 7,17 persen. Berdasarkan negara tujuan, peningkatan terbesar ke India, Jepang, dan China,” katanya dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).

Peningkatan ekspor terbesar diikuti oleh komoditas besi dan baja (HS 72) sebesar US$6,89 miliar, serta nikel dan barang daripadanya (HS 75) sebesar US$4,69 miliar.

Lebih lanjut, komoditas bijih logam, terak, dan abu (HS 26), serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) juga mencatatkan peningkatan, masing-masing sebesar US$3,94 miliar dan US$2,77 miliar.

Di sisi lain, Indonesia mencatatkan penurunan ekspor terbesar pada komoditas karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$720,8 juta sepanjang 2022.

“Ekspor karet dan barang dari karet turun 10,13 persen, sementara secara volume turun 11,60 persen. Berdasarkan negara tujuan, penurunan terdalam ke Amerika Serikat, China, dan Jepang,” jelasnya.

Di sisi impor, BPS mencatat peningkatan tertinggi yaitu pada komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) sebesar US$5,72 miliar sepanjang 2022.

Peningkatan diikuti oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) sebesar US$4,10 miliar dan kendaraan dan bagiannya (HS 87) sebesar US$2,79 miliar.

Sementara itu, penurunan impor tercatat tercatat pada komoditas produk farmasi (HS 30) sebesar US$2,84 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini