Bitcoin Meroket 28 Persen Tembus US$21.000 , Banyak yang FOMO?

Bisnis.com,16 Jan 2023, 12:36 WIB
Penulis: Asahi Asry Larasati
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin melesat dengan kenaikan lebih dari 28 persen sepanjang Januari 2022. Lonjakan ini memicu banyak pihak ikut kembali mengoleksi salah satu instrumen aset berisiko ini.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (16/1/2023), penguatan Bitcoin ini adalah yang terbaik sejak reli 31 persen pada tahun 2020 sebelum pandemi melanda.

CoinGecko mencatat lonjakan tersebut juga telah membantu mengangkat valuasi keseluruhan aset kripto melampaui US$1 triliun yang dicapai sebelum kebangkrutan bursa kripto FTX.

Bitcoin naik sebanyak 2,5 persen pada hari Senin dan diperdagangkan pada US$21.230 pada pukul 09.46 WIB, penguatan 13 hari berturut-turut, diikuti oleh Ether hingga Cardano yang juga berada di zona hijau.

Sebagian kenaikan kripto merupakan ekspektasi pada akhir kenaikan suku bunga, prospek yang juga mendorong saham, obligasi, dan emas.

Meski begitu, para investor masih mempertanyakan apakah semua aset ini telah bergerak terlalu jauh, bahkan terlalu cepat mengingat Federal Reserve (The Fed) berjanji untuk menjaga suku bunga kebijakan tetap tinggi sampai inflasi benar-benar terkendali.

Noelle Acheson dalam 'Crypto Is Macro Now' mengatakan meskipun banyak ketidakpastian menyelimuti atas aset digital, faktor tren FOMO kemungkinan akan berperan dalam bagaimana pasar berkembang dari sini.

Seperti diketahui, FOMO merupakan singkatan dari fear of missing out, yang dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang takut ketinggalan dan tidak merasakan keuntungan yang orang lain dapatkan dalam berinvestasi.

Industri kripto terus bersiap untuk kejatuhan lebih lanjut dari kebangkrutan FTX dan tuduhan penipuan berikutnya terhadap salah satu pendirinya, Sam Bankman-Fried.

Pialang Crypto Genesis dan perusahaan induknya, Digital Currency Group, sedang berusaha untuk menyelesaikan utang, yakni sebuah proses yang dapat memicu gejolak pasar.

Sementara itu, beberapa indikator teknikal menunjukkan lonjakan Bitcoin diprediksi telah sampai puncaknya. Indeks kekuatan relatif 14 hari Bitcoin telah mencapai 90, jauh atas level 70 yang dipandang sebagai overbought atau jenuh beli.

"Lonjakan Bitcoin tahun ini adalah salah satu tanda bahwa masih banyak riak di pasar dan investor terus bertindak dengan cara yang jauh lebih bearish daripada yang mereka bicarakan," kata kepala strategi pasar di Miller Tabak + Co, Matt Maley.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini