Nilai Perdagangan AS-China Diprediksi Nyaris Tembus Rekor Tertinggi di 2022

Bisnis.com,17 Jan 2023, 13:19 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pekerja mengenakan masker di pabrik milik Yanfeng Adient Seating Co. di Shanghai, China, Senin (24/2/2020)./Bloomberg-Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China diperkirakan mencapai rekor tertinggi Sepanjang masa. Hal ini memberikan sinyal hubungan kedua negara yang kuat meskipun diterpa memanasnya isu keamanan dan geopolitik.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (17/1/2023), data pemerintah AS hingga bulan November 2022 menunjukkan impor dan ekspor pada tahun 2022 akan mencapai level tertinggi sepanjang masa, atau setidaknya mendekati. Laporan terbaru akan dirilis pada 7 Februari mendatang.

Sementara itu, China baru saja menerbitkan data setahun penuhnya yang menunjukkan rekor nilai perdagangan sekitar US$760 miliar.

Di sisi lain, masih ada sejumlah peringatan. Perdagangan melambat menjelang akhir tahun, karena permintaan impor AS menurun dan China tengah mengelola pembatasan Covid-nya.

Sementara itu, data perdagangan tersebut tidak disesuaikan dengan inflasi, yang berarti nilai tukar dolar AS yang lebih tinggi tidak berarti lebih banyak barang yang akan dikirim.

Tetap saja, data perdagangan ini cukup mencolok meskipun ada sikap keras terhadap China dari pemerintah AS, termasuk oleh parlemen. Data ini menggambarkan betapa dalam terjalinnya kedua negara, bahkan ketika AS akan menahan kemajuan China, sedangkan Beijing berusaha untuk melawan pengaruh global Washington.

Ada tanda-tanda positif baru-baru ini, termasuk pertemuan tatap muka pertama pada bulan November antara presiden Joe Biden dan Xi Jinping, dan rencana untuk lebih banyak melakukan pertemuan tingkat tinggi, termasuk kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China tahun ini.

Tetapi keduanya mungkin tidak akan menyelesaikan perbedaan kedua negara dalam waktu singkat, termasuk sikap China terhadap Taiwan dan Laut Cina Selatan, serta dorongan agresif AS untuk membatasi akses Beijing ke teknologi semikonduktor utama.

Yang Diinginkan Perusahaan

David Dollar dari Brookings Institution mengatakan hubungan perdagangan yang sangat kuat antara China-AS masih berpotensi tetap terjalin meskipun ada perang teknologi antara kedua ekonomi.

"Ini didasarkan pada efisiensi ekonomi, inilah yang diinginkan perusahaan, sehingga mereka dapat mengirimkan barang dan jasa kepada konsumen dengan mudah," ungkapnya.

Dollar mengatakan terputusnya hubungan kedua negara, seperti yang disarankan oleh sejumlah pihak di Washington, dapat menimbulkan efek negatif yang besar terhadap standar hidup AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini