Setelah 4 Hari Reli, Wall Street Merana Lagi

Bisnis.com,18 Jan 2023, 05:49 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas saham di Bursa Amerika Serikat (AS) turun pada akhir perdagangan Selasa (17/1/2023) waktu setempat karena kekhawatiran atas prospek laba emiten membebani sentimen risiko. Pelemahan ini menghentikan reli yang terjadi selama empat hari perdagangan. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (18/1/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 1,14 persen atau 391,76 poin ke 33.910,85, S&P 500 melemah 0,20 persen atau 8,12 poin ke 3.990,97, sementara Nasdaq menguat 0,14 persen atau 15,96 poin ke 11.095,11.

Dow Jones Industrial Average turun paling banyak dalam sebulan, dengan sektor keuangan membebani blue chip. Adapun, Nasdaq 100 yang berisi saham-saham teknologi terus menguat atau naik untuk hari ketujuh perdagangan.

Saham Goldman Sachs Group Inc. merosot paling tajam dalam setahun setelah melaporkan pendapatan bersih kuartal keempat 2022 di bawah ekspektasi, sementara saham Morgan Stanley menguat karena bisnis manajemen kekayaannya meningkatkan pendapatan di atas perkiraan.

Lebih lanjut, saham Travelers Cos. jatuh setelah melaporkan pendapatan awal. Pfizer Inc. juga turun karena Wells Fargo & Co. memperkirakan penurunan peringkat pendapatan untuk perusahaan obat tersebut.

Dalam perdagangan setelah jam kerja, saham United Airlines Holdings Inc. naik setelah mengungkapkan laba kuartal pertama akan naik lebih dari dua kali lipat perkiraan analis. Hal itu membantu mengangkat saham di Delta Air Lines Inc. dan saham American Airlines Group Inc., sedangkan saham Moderna Inc. menguat setelah mengatakan vaksinnya yang melawan respiratory syncytial virus (RSV) sangat efektif dalam mencegah penyakit paru-paru pada orang tua.

Laporan keuangan perusahaan dapat menentukan sikap bagi para pedagang minggu ini karena musim pelaporan bergerak naik. Dari 33 perusahaan S&P 500 yang telah melaporakan laba sejauh ini, 25 perusahaan telah mengalahkan ekspektasi analis.

“Saat kami membayangkan lebih banyak gejolak di pasar pada kuartal pertama, kami melihat pasar perlahan-lahan naik lebih tinggi setelah itu. Kabar baik bagi perekonomian bisa menjadi kabar baik bagi pasar” tulis Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth.

Saham Goldman Sachs turun 6,4 persen setelah melaporkan biaya perbankan investasi turun hampir setengahnya selama tiga bulan terakhir tahun 2022 dan beban biaya melonjak.

Obligasi AS membukukan keuntungan moderat, dengan imbal hasil dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan turun 3 basis poin. Dolar diperdagangkan mendekati level terendah sejak April dan mata uang euro jatuh. Adapun yen naik menjelang keputusan kebijakan Bank of Japan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini