Dua Pejabat The Fed Ini Dukung Kenaikan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin

Bisnis.com,19 Jan 2023, 06:44 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA – Dua pejabat Federal Reserve yang memberikan suara pada kebijakan tahun ini mendukung perlambatan laju kenaikan suku bunga, sedangkan dua pejabat lainnya menyuarakan dukungan kenaikan tambahan.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (19/1/2023), Presiden The Fed Dallas Lorie Logan dan The Fed Philadelphia Patrick Harker memaparkan penurunan laju kampanye pengetatan bank sentral AS dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akhir Januari mendatang.

Komentar mereka menyusul data yang menunjukkan penjualan ritel AS turun di bulan Desember dengan jumlah terbesar dalam satu tahun, sedangkan indeks harga produsen menurun. Dua data tersebut mengindikasikan penurunan inflasi lanjutan selama berbulan-bulan.

"Laju (kenaikan suku bunga) yang lebih lambat adalah cara untuk memastikan bahwa kita membuat keputusan yang terbaik," ujar Logan dalam sebuah acara di McCombs School of Business, University of Texas di Austin.

Sementara itu, Harker mengulangi komentar yang dibuatnya minggu lalu bahwa kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin akan sesuai untuk ke depannya.

"Saya rasa kita akan naik di atas 5 persen - sekali lagi kita bisa berdebat apakah itu 5,25 persen atau 5,5 persen, namun kita harus menunggu," ujarnya dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh University of Delaware.

Kedua pejabat tersebut memberikan dalam pertemuan FOMC pada 31 Januari – 1 Februari mendatang. Investor memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan tersebut.

Pada pertemuan Desember 2022, The Fed menaikkan suku bunga acuan 50 bps ke kiisaran target 4,25-4,5 persen setelah sebelumnya menaikkan suku bunga acuan 75 bps empat kali berturut-turut.

Pernyataan mereka menyusul komentar sebelumnya dari Presiden The Fed St Louis James Bullard dan The Fed Cleveland Loretta Mester. Keduanya menekankan perlunya untuk terus mengetatkan kebijakan.

"Kita hampir memasuki zona yang bisa kita sebut sebagai zona restriktif - kita belum sampai di sana," kata Bullard dalam sebuah wawancara online dengan Wall Street Journal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini