Denger Nih! Gubernur BI Minta Perbankan Tak Buru-buru Naikkan Suku Bunga

Bisnis.com,20 Jan 2023, 14:52 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) baru saja menetapkan kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Berkenaan dengan hal tersebut, BI mewanti-wanti perbankan untuk tidak tergesa-gesa mengerek suku bunga kredit.

Dalam agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan akan tetap mendorong industri perbankan menciptakan suku bunga yang efisien.

"Bank Indonesia akan terus mendorong perbankan untuk membentuk suku bunga kredit yang efisien, akomodatif, dan kompetitif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujar Perry pada Kamis (19/1/2023).

Hal tersebut dimaksudkan untuk menyambut peluang penyaluran kredit baru perbankan yang diramal akan tumbuh pada triwulan I 2023 yang terindikasi dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 88,3 persen.

Di samping itu, standar penyaluran kredit pada triwulan I/2023 juga diperkirakan akan jauh lebih longgar bila dibanding dengan periode sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar -0,5 persen.

Ke depan, proyeksi pertumbuhan kredit baru tersebut akan terjadi pada seluruh jenis kredit yang tercermin dari nilai SBT pada seluruh sektor tercatat positif.

"Peningkatan pertumbuhan kredit terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit terutama kredit investasi dan kredit modal kerja," jelas Perry.

Sementara pada segmen UMKM, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut dengan catatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh 29,66 persen yoy.

Dengan demikian, Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2023 akan tumbuh pada kisaran 10 hingga 12 persen sejalan dengan posisi likuiditas perbankan yang masih terjaga.

"Pada Desember 2022, alat likuid terhadap dana pihak ketiga [DPK] tercatat lebih tinggi mencapai 31,2 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen. Sehingga [mampu] mendukung keersediaan dana bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pembiayaan bagi dunia usaha," tambah Perry.

Sebelumnya, pertumbuhan kredit perbankan pada Desember 2022 lalu dilaporkan tumbuh 11,35 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,24 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini