Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada kuartal I/2023 tumbuh melambat. Perlambatan tersebut diramal terjadi pada instrumen tabungan dan giro.
"Perlambatan pertumbuhan tersebut terindikasi dari saldo bersih tertimbang [SBT] pertumbuhan DPK sebesar 31,3 persen, lebih rendah dibandingkan 82,1 persen pada triwulan sebelumnya," tulis Bank Indonesia dalam survei terbarunya dikutip Sabtu (21/1/2023).
Berdasarkan jenisnya, SBT tabungan mengalami pelemahan menjadi 86,5 persen atau turun 480 basis poin dari periode sebelumnya sebesar 91,3 persen.
Tak hanya tabungan, pada kuartal I/2023, giro juga diramal akan melemah sejalan dengan temuan SBT yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. yakni 21,2 persen dari 45,6 persen pada kuartal IV/2022.
Sementara itu, pertumbuhan deposito diramal positif yang terindikasi dari pertumbuhan SBT sebesar 33,9 persen dari periode sebelumnya sebesar -2,6 persen.
Lebih lanjut, Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan DPK hingga akhir 2023 masih relatif tinggi.
"Hal ini tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2023 yang tercatat sebesar 59,3 persen, bernilai positif meski lebih rendah dibandingkan SBT 82,1 persen pada tahun sebelumnya," jelas Bank Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Bank Indonesia memproyeksi bahwa penyaluran kredit baru perbankan pada triwulan I/2023 akan meningkat yang terindikasi dari nilai saldo bersih tertimbang penyaluran kredit baru sebesar 88,3 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan bahwa standar penyaluran kredit pada triwulan I/2023 diperkirakan akan jauh lebih longgar bila dibanding dengan periode sebelumnya.
"Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar -0,5 persen. Kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar, antara lain pada aspek jangka waktu dan biaya persetujuan kredit," katanya melalui keterangan resmi, Jumat (20/1/2023).
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mengatakan bahwa rasio alat likuid perbankan terhadap dana pihak ketiga menunjukkan tren peningkatan.
"Pada Desember 2022, alat likuid terhadap dana pihak ketiga [DPK] tercatat lebih tinggi mencapai 31,2 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen sehingga [mampu] mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pembiayaan bagi dunia usaha," jelas Perry Warjiyo beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel