Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Pemerintah Negara Bagian Australia New South Wales menerapkan kebijakan wajib pasok untuk kepentingan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) bagi penambang batu baranya diperkirakan akan mampu menjaga harga batu bara tetap tinggi pada tahun ini. Namun, tingginya harga emas hitam itu tak sepenuhnya menguntungkan pengusaha batu bara Indonesia.
Kebijakan DMO sebesar antara 7-10 persen yang bakal diterapkan negara bagian penghasil batu bara terbesar kedua di Australia itu diprediksi akan ikut memperkuat indeks harga batu bara Australia.
Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai menguatnya indeks harga tersebut justru akan semakin memperlebar disparitas harga batu bara acuan (HBA) dengan harga jual aktual, yang pada akhirnya membuat tarif royalti yang mesti dibayarkan pengusaha menjadi jauh lebih tinggi dari pendapatan aktual. Hal ini karena kewajiban pembayaran royalti didasarkan pada harga tertinggi antara HBA atau harga jual aktual.