Bisnis.com, JAKARTA – Setahun terakhir, hegemoni emas sebagai tulang punggung bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam hilang bak ditelan bumi. Redupnya harga aset safe haven tersebut bikin ramalan-ramalan positif soal kinerja ANTM yang dirapal analis lebih banyak didasarkan pada prospek nikel, komoditas lain yang juga jadi andalan si entitas pelat merah.
Namun pelan tapi pasti, narasi soal kemilau bisnis emas akhirnya kembali terdengar. Pulangnya narasi itu, terutama, dipicu oleh pergerakan harga emas yang akhir-akhir ini melampaui skenario banyak kepala.
Terhitung hingga Senin (23/1), Market Insider melaporkan bahwa harga emas global berada pada level US$1.930,99 per troy ounce. Mahar ini telah menggambarkan tren penguatan 7,38 persen dari harga US$1.798,16 per troy ounce sebulan lalu (24 Desember 2022).