Total Klaim Generali Indonesia Sepanjang 2022 Rp903,7 Miliar

Bisnis.com,26 Jan 2023, 12:15 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Karyawati PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia melakukan aktifitas kerja di Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mencatat total nilai pembayaran klaim perusahaan mencapai Rp903,7 miliar sepanjang 2022, sejalan dengan komitmen perusahaan dalam menjalankan nilai deliver on the promise melalui pembayaran klaim.

Direktur & Chief Operation Officer Generali Indonesia Jutany Japit mengatakan bahwa dari total nilai klaim tersebut, namun secara keseluruhan nilai klaim mengalami penurunan sebesar 13 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara itu, klaim kesehatan naik 62 persen yoy. Senada, jumlah pembayaran klaim penyakit kritis juga mengalami peningkatan sebesar 78 persen yoy.

“Sepanjang tahun 2022, Generali Indonesia telah memenuhi pembayaran komitmen sebanyak lebih dari 326.000 klaim dengan nilai total Rp903,7 miliar,” kata Jutany dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (26/1/2023).

Jutany mengatakan pihaknya terus berinovasi di berbagai aspek, termasuk dari sisi ragam manfaat asuransi kesehatan maupun dari sisi layanan dan klaim.

“Secara end-to-end, kami sudah menghadirkan customer journey secara digital, yaitu dari mulai pengajuan polis, penerbitan polis, hingga proses layanan pasca pembelian seperti klaim dan transaksi,” katanya.

Chief Executive Officer (CEO) Generali Indonesia Edy Tuhirman mengatakan tren kesehatan di Generali Indonesia sejalan dengan tren klaim kesehatan secara industri yang meningkat pada kuartal III/2022.

Tercatat, hingga kuartal III/2022, Generali membukukan perolehan premi sebesar lebih dari Rp2,2 triliun dan laba sebelum pajak yang tumbuh 216 persen yoy.

“Premi lanjutan kami juga terus tumbuh yang berarti nasabah dan masyarakat masih terus mempercayakan proteksinya kepada Generali,” kata Edy kepada Bisnis, belum lama ini.

Edy menuturkan bahwa salah satu indikator kebutuhan terhadap asuransi jiwa dan kesehatan ditunjukkan melalui klaim. Selain itu, faktor lain yang juga mungkin dapat mendorong demand terhadap asuransi adalah karena adanya isu resesi dan inflasi yang berdampak pada biaya kesehatan.

“Untuk terus menjawab tantangan dan menumbuhkan industri asuransi jiwa, diperlukan peran dari berbagai pihak bagi dari sisi pelaku bisnis, asosiasi, maupun regulator untuk dapat menciptakan solusi dan iklim industri yang kondusif,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini