Bisnis.com, JAKARTA — Wacana moratorium investasi baru pembangunan smelter nikel dengan teknologi pirometalurgi rotary klin-electric furnace (RKEF) terus digulirkan seiring menipisnya cadangan bijih nikel kadar tinggi atau saprolite.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen untuk segera menghentikan investasi baru smelter RKEF yang menjadi lini pengolahan bijih nikel kadar tinggi. Kebijakan tersebut perlu diambil untuk mengimbangi permintaan saprolite yang tinggi, sementara cadangan bijih nikel kadar tinggi dalam negeri belakangan mulai menipis.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM 2021, sumber daya bijih nikel mencapai 17,68 miliar ton dengan cadangan 5,24 miliar ton. Untuk sumber daya logam nikel mencapai 177 juta ton dengan cadangan 57 juta ton.