Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa nilai simpanan masyarakat di bank mencapai Rp8.030 triliun per Desember 2022, naik 8,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan data Distribusi Simpanan Bank Umum Desember 2022, jumlah rekening masyarakat yang ada di bank mencapai 508,54 juta, tumbuh 31,6 persen yoy.
Sementara, berdasarkan tiering simpanan, para nasabah kaya atau simpanan di atas Rp5 miliar mencatatkan nilai simpanan yang semakin tebal. Nasabah kaya itu mencatatkan simpanan Rp4.380 triliun naik 13,9 persen yoy.
Meskipun jumlah rekeningnya hanya 130.773 rekening, nasabah kaya ini mendominasi nilai simpanan di bank. "Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar yang mencakup 53,4 persen total simpanan," tulis LPS dalam laporan terbarunya pada Jumat (27/1/2023).
Sementara itu, tiering nasabah lainnya juga mengalami peningkatan nilai, hanya jumlahnya masih kalah dibandingkan nasabah kaya. Nasabah yang mempunyai simpanan di bawah Rp100 juta misalnya mencatatkan nilai simpanan Rp1.020 triliun dan tumbuh 2,9 persen yoy per Desember 2022.
Kemudian, nasabah yang mempunyai simpanan berkisar Rp100 juta–Rp200 juta hanya naik 4,2 persen yoy, kategori simpanan Rp200 juta–Rp500 juta naik 4,3 persen yoy, kategori simpanan pada tiering Rp500 juta–Rp1 miliar naik 1,5 persen yoy, kategori simpanan Rp1 miliar–Rp2 miliar naik 2,6 persen yoy, dan kategori simpanan Rp2 miliar–Rp5 miliar naik 4,7 persen yoy.
LPS juga merinci bahwa berdasarkan jenis simpanan, deposito mencatatkan nominal terbesar dengan cakupan 35,8 persen dari seluruh total simpanan nasabah. Simpanan jenis ini mencapai nilai Rp2.939 triliun per Desember 2022, tumbuh 2,8 persen yoy.
Lalu, simpanan nasabah di giro mencapai Rp2.579 triliun tumbuh 18,4 persen yoy. Sedangkan, simpanan di tabungan naik 7,5 persen yoy menjadi Rp2.620 triliun per Desember 2022.
Sementara itu, peningkatan pesat nilai simpanan nasabah kaya di bank seiring dengan tren peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini telah memutuskan untuk kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Kenaikan suku bunga acuan BI itu menjadi yang keenam kalinya terjadi secara beruntun sejak Agustus 2022.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa pertumbuhan simpanan nasabah kaya itu menandakan ketertarikan dalam mengamankan uang di deposito seiring dengan tren suku bunga tinggi. "Orang cenderung menahan investasi dan menyimpan dalam instrumen deposito. Ketertarikan dapat gain dari special interest menjadi pertimbangan," ujarnya.
Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah juga mengatakan suku bunga acuan BI memang menjadi faktor yang menarik bagi nasabah untuk menyimpan dana di bank. "Suku bunga seringkali menjadi faktor yang sangat berpengaruh, khususnya untuk nasabah besar atau institusi," katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Meski begitu, ada faktor yang lain yang memengaruhi nasabah, seperti faktor layanan dan produk. "Ini juga menjadi hal yang harus diperhatikan," kata Efdinal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel