Ukraina Minta Sekutu Barat Kirim Rudal Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Bisnis.com,29 Jan 2023, 06:32 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dalam konferensi pers dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington, DC, AS, Rabu (21/12/2022)/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Kyiv dan Sekutunya tengah menggelar pembicaraan mengenai permintaan Ukraina untuk rudal jarak jauh yang disebut akan mencegah Rusia menghancurkan kota-kota di Ukraina.

Melansir Reuters, Minggu (29/1/2023), Ukraina telah mendapatkan komitmen tank tempur dari negara Barat dan kini mencari jet tempur untuk melawan pasukan Rusia, yang secara perlahan terus maju di garis depan.

"Untuk secara drastis mengurangi senjata utama tentara Rusia, artileri yang mereka gunakan hari ini di garis depan, kami membutuhkan rudal yang bisa menghancurkan depot mereka," kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak kepada jaringan televisi Freedom Ukraina. Dia mengatakan di Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia ada lebih dari 100 gudang artileri.

"Oleh karena itu, pertama negosiasi sudah berjalan. Kedua, negosiasi berjalan dengan percepatan," katanya tanpa memberikan rincian.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, berbicara secara terpisah, mengatakan Ukraina ingin mendahului serangan Rusia di daerah perkotaan dan warga sipil Ukraina.

“Ukraina membutuhkan rudal jarak jauh ... untuk menghilangkan kesempatan penjajah menempatkan peluncur misilnya di suatu tempat yang jauh dari garis depan dan menghancurkan kota-kota Ukraina," katanya dalam pidato video malam hari.

Zelenskiy mengatakan Ukraina membutuhkan rudal ATACMS buatan AS, yang memiliki jangkauan 185 mil (297 km). Washington sejauh ini menolak memberikan senjata itu.

Sebelumnya, angkatan udara Ukraina membantah laporan surat kabar bahwa mereka bermaksud untuk mendapatkan 24 jet tempur dari sekutu, dengan mengatakan pembicaraan terus berlanjut, kata laporan media online Babel Ukraina.

Surat kabar Spanyol El Pais mengutip juru bicara angkatan udara Ukraina Yuri Ihnat, yang menyebutkan Ukraina pada awalnya menginginkan dua skuadron yang masing-masing terdiri dari 12 pesawat, lebih disukai jet Boeing F-16.

Namun dalam sebuah pernyataan kepada Babel, Ihnat mengatakan komentarnya pada jumpa pers hari Jumat (27/1/2023) telah disalahtafsirkan.

"Ukraina baru pada tahap negosiasi mengenai pesawat. Model pesawat dan jumlahnya saat ini sedang ditentukan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini