Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja surplus sektor otomotif (HS 87) tahun lalu kembali menipis, hanya sebesar US$1,48 miliar, turun 23,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. China meneruskan tren positif yang sayangnya mencetak defisit bagi neraca perdagangan Indonesia.
Dalam catatan Bisnis, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang Indonesia sudah mengalami penyusutan surplus dalam dua tahun terakhir. Rinciannya, pada 2021 tercatat surplus sebanyak US$1,93 miliar, kinerja itu turun sebanyak 10 persen mengingat pada 2020 neraca dagang otomotif membukukan surplus US$2,16 miliar.
Padahal, saat bersamaan volume ekspor mengalami lonjakan. Hal itu tergambarkan dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mencatat pertumbuhan ekspor tertinggi sepanjang sejarah.