Bisnis.com, JAKARTA — Program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) berhasil menjangkau 2,01 juta debitur dengan nilai sebesar Rp8,13 sepanjang tahun lalu. Apabila diakumulasikan, total penyaluran pembiayaan bagi pelaku usaha ultra mikro ini mencapai Rp26,2 triliun kepada 7,4 juta debitur sejak 2017.
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Ririn Kadariyah menjelaskan capaian penyaluran pembiayaan UMi tersebut telah sejalan dengan angka pertumbuhan ekonomi sampai dengan Kuartal III 2022 sebesar 5,72 persen (yoy). Tidak hanya sampai disitu, bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) turut mengalami peningkatan seiring bertumbuhnya pelaku usaha mulai dari tingkat ultra mikro.
“Dibandingkan dengan periode 2021, [PNPB] mengalami peningkatan sebesar Rp338,3 miliar, sehingga akumulasi PNBP sejak tahun 2017 sampai dengan 2022 telah mencapai Rp1,39 Triliun,” kata Ririn di Kantor PIP, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Dia juga menjelaskan saat pembiayaan yang disalurkan PIP telus meluas, kredit macet atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga dengan upaya restrukturisasi. Adapun persentasenya mencapa 0 persen, lebih rendah dibandingkan pada 2021 yakni 0,25 persen.
BLU PIP pun ingin terus meningkatkan layanan dengan melakukan berbagai upaya di antaranya pemberian dukungan program untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pendampingan yang dilakukan oleh Penyalur kepada penerima Pembiayaan UMi.
Hal tersebut dilakukan dalam bentuk penyempurnaan regulasi pendampingan dan penyediaan aplikasi pendampingan. Untuk melengkapi pendampingan oleh penyalur, BLU PIP turut melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan pelaku usaha melalui kerjasama dengan stakeholder terkait.
Beberapa di antaranya Pemerintah Daerah (Pemda), Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Lembaga Inkubator Usaha, dan Pelaku Binis Swasta. Pada 2023, pemerintah menargetkan pembiayaan UMi Tahun kepada 2,2 juta debitur.
“Tambahan jumlah debitur baru ini sejalan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 5,3 persen. Penyaluran pembiayaan UMi juga diarahkan untuk menjangkau pelaku usaha yang belum terlayani pembiayaan, khususnya di sektor pertanian dan sekaligus berkontribusi positif terhadap penurunan angka kemiskinan,” kata Ririn.
Ririn menyebutkan, pihaknya juga menargetkan melakukan pelatihan kepada 1,200 debitur serta pendamping/manajer. Sejauh ini, total jumlah debitur maupun pendamping/manajer yang telah diberikan pelatihan yakni 1,807 debitur dan 750 manajer/pendamping pada 2022.
Di sampung itu, PIP juga akan melakukan berbagai program dalam rangka mendukung UMKM di antaranya program pelatihan dan pendampingan, inkubasi usaha, promosi serta pemberdayaan UMKM berbasis komunitas.
“PIP berharap segala upaya yang dilakukan ini dapat mendorong inklusi keuangan sektor Ultra Mikro di Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.
Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) berada dibawah Kemenkeu yang melaksanakan koordinasi di bidang pembiayaan UMKM. Saat ini PIP mengelola penyaluran dana dalam program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Program UMi merupakan program penyediaan fasilitas pembiayaan dan pendampingan bagi usaha Ultra Mikro yang belum dapat mengakses pembiayaan perbankan.
Program UMi disalurkan melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dengan plafond maksimal sebesar Rp20 juta per orang, di mana syarat penerima program yaitu memiliki NIK (KTP elektronik) dan tidak sedang menerima program pemerintah lain (KUR).
Adapun tujuan dari pembiayaan UMi adalah menyediakan pembiayaan yang mudah dan cepat bagi Usaha Ultra Mikro serta menambah jumlah wirausahawan yang mendapat fasilitas pembiayaan dari Pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel