Ada Sentimen The Fed, Bitcoin Diprediksi Bisa Tembus US$25.000, Asal...

Bisnis.com,31 Jan 2023, 11:47 WIB
Penulis: Setyo Aji Harjanto
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin (BTC) berpotensi menembus angka US$25.400 apabila rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terkait suku bunga The Fed mengisyaratkan kenaikan yang tidak terlalu agresif.

The Fed diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga, namun tidak terlalu tinggi  dengan target kenaikan 25 basis poin dari 4,5 persen menjadi 4,75 persen.

Tim Riset Tokocrypto menyebut lonjakan harga jangka pendek Bitcoin bisa terjadi apabila The Fed mengisyaratkan pelunakan moneter seusai rapat tersebut.

"Terlepas dari kenaikan suku bunga, investor juga akan fokus pada komentar yang dibuat oleh Ketua The Fed, Jerome Powell tentang ketahanan ekonomi, pasar kerja, pemulihan makro di AS. Jika dia mengisyaratkan langkah-langkah pelunakan ke depan, maka lonjakan harga jangka pendek diharapkan dapat terwujud," dikutip dari keterangan resmi Tokocrypto, Selasa (31/1/2023).

Hanya saja, lanjut Tokocrypto, jika The Fed memilih untuk menaikan suku bunga lebih tinggi dari yang diantisipasi, maka berpotensi terdapat aksi jual yang lebih besar.

Menurut Tokocrypto, jika investor menganggap kenaikan suku bunga The Fed sebagai perpanjangan hawkish, maka Bitcoin diprediksi mengalami penurunan hingga di kisaran US$20.700.

"Level US$24.000 sebagai zona penting bagi BTC untuk masuk periode bullish lanjutkan. Jika menembus titik itu mengharapkan likuiditas naik untuk dieksploitasi hingga dapat mendorong harga ke kisaran level resistensi di US$25.000," tulis Tokocrypto.

Di sisi lain, kata Tokocrypto, berdasarkan Fear and Greed Index Crypto, Bitcoin telah berada di luar zona 'fear' selama 11 hari berturut-turut.

Tercatat capaian itu merupakan, waktu terlama Bitcoin berada di luar zona 'Fear' sejak Maret 2022 lalu.

"Sentimen Bitcoin masih positif per 30 Januari 2023 dengan berada di zona 'Greed' dengan skor 61, level tertinggi sejak BTC menyentuh ATH nya pada 16 November 2021, ketika harganya mencapai US$69.000," tulis Toko Crypto.

Lebih lanjut, Tokocrypto mencatat inflasi di Amerika Serikat yang mulai mendingin, dan suku bunga juga diperkirakan lebih ringan dari sebelumnya menjadi katalis yang positif bagi pergerakan pasar kripto.

"Februari optimis market kripto masih dalam tren bullish. Terlepas dari situasi makroekonomi ke depan, dari indeks Bitcoin Monthly Returns, BTC selalu untung di bulan Februari ini. Namun, investor juga patut waspada dengan efek dari kebijakan moneter The Fed," kata Tokocrypto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini