Bisnis.com, DENPASAR – Kenaikan harga sejumlah komoditas dan jasa di Bali memberi andil terhadap inflasi Bali yang tercatat 5,81 persen pada Januari 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat kenaikan harga sewa rumah ikut andil menjadi penyebab inflasi pada Januari 2023. Harga sewa rumah tergolong komponen baru yang memberi andil terhadap inflasi karena sepanjang 2022 harga sewa rumah tidak begitu berpengaruh terhadap inflasi.
Indeks harga sewa rumah pada Januari 2023 mencapai 104,5 poin atau naik 1 poin dibanding dengan harga sewa rumah di Desember 2022 yang masih bertahan di angka 103 poin.
Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Bali, I Made Agus Adnyana menjelaskan kenaikan sewa rumah di Bali didorong oleh permintaan yang mulai tinggi seiring dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat.
“Pariwisata mulai jalan membuat permintaan terhadap rumah sewa meningkat sehingga para pemilik rumah mulai menaikkan harga, ini juga termasuk sewa kos-kosan. Kemudian naiknya harga sewa rumah disebabkan oleh naiknya biaya operasional pemeliharaan rumah, untuk memenuhi biaya operasionalnya pemilik cenderung meningkatkan biaya sewa,” jelas Adnyana, Selasa (1/2/2023).
Naiknya harga sewa rumah memberi andil 0,038 persen (mtm) terhadap inflasi Bali, inflasi dari sewa rumah pada Januari 2023 tercatat 1,36 persen. Menurut Adnyana, inflasi dari sewa rumah tidak setinggi dari kelompok lainnya seperti core inflation maupun volatile food.
Inflasi Bali pada Januari 2023 paling besar disumbang oleh kenaikan harga kemudian cabai merah yang mencapai 18,8 persen, cabai rawit 17,62 persen, beras 2,21 persen, dan canang sari 1,5 persen.
Sementara itu komoditas penahan laju inflasi antara lain turunnya harga bensin sebesar 1,22 persen, sawi hijau 17,9 persen, sabun mandi cair 5,04 persen, dan semangka 3,62 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel