Inflasi Sulsel Januari 2023 Sebesar 5,83 Persen, BBM Kontributor Utama

Bisnis.com,01 Feb 2023, 19:16 WIB
Penulis: Nugroho Nafika Kassa
Penjual bensin eceran./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi 5,83 persen (yoy) pada Januari 2023. Lima komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain bensin, angkutan udara, beras, telur ayam ras, dan ikan cakalang/ikan sisik.

Bensin tercatat memberikan andil sebesar 0,90 persen terhadap inflasi wilayah ini pada Januari 2023, kemudian diikuti angkutan udara dengan andil 0,28 persen, beras dengan andil 0,23 persen, telur ayam ras sebesar 0,15 persen, dan ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,14 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Suntono mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 10 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,78 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,35 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,77 persen.

Kemudian pada kelompok kesehatan sebesar 3,31 persen; kelompok transportasi sebesar 14,14 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen; kelompok rekreasi, budaya dan olahraga sebesar 2,82 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,46 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,71 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,64 persen.

"Dari lima kota IHK di Sulsel, inflasi yoy tertinggi terjadi di Makassar sebesar 5,93 persen dengan IHK sebesar 114,95 dan inflasi yoy terendah terjadi di Bulukumba sebesar 4,12 dengan IHK sebesar 114,10," ungkap Suntono di Makassar, Rabu (1/2/2023)

Sementara inflasi bulanan Sulsel tercatat sebesar 0,63 persen (mtm). Beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi mtm antara lain kangkung, ikan cakalang/ikan sisik, beras, ikan teri, kacang panjang, ikan layang/ikan benggol, bayam, daging ayam ras, ikan merah, daun kacang panjang muda, dan emas perhiasan.

Lima besar komoditas penyumbang andil terbesar adalah kangkung dengan andil 0,078 persen, ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,071 persen, beras sebesar 0,06 persen, ikan teri sebesar 0,047 persen, dan kacang panjang sebesar 0,042 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini