Bisnis.com, JAKARTA — Unit usaha syariah dari PT Bank Jago Tbk. (ARTO) atau Jago Syariah telah cukup berkontribusi positif. Bank Jago pun menyiapkan sejumlah strategi guna mendorong peran lebih besar lini bisnis tersebut.
Head of Sharia Business Bank Jago Waasi B. Sumintardja tidak secara gamblang mengungkapkan kontribusi Jago Syariah pada setiap indikator keuangan perseroan. “Akan tetapi, secara sepintas kontribusinya positif,” ungkapnya setelah acara peluncuran Deposito Jago Syariah pada Kamis (2/2/2023).
Pada awal-awal berdiri, Jago Syariah telah berkontribusi terhadap pendapatan bunga bersih bank sebesar 48 persen.
Sementara, berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2022, Bank Jago mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 199 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8,15 triliun. Sebanyak 27,73 persen penyaluran kredit Bank Jago itu berasal dari pembiayaan syariah yang nilainya mencapai Rp2,26 triliun.
Waasi mengatakan bahwa dengan kontribusi seperti itu, perseroan menyiapkan sejumlah strategi menggenjot lini bisnis syariah agar lebih berperan pada tahun ini.
Terbaru, Bank Jago meluncurkan produk baru terkait layanan syariah yakni Deposito Jago Syariah. Produk tersebut ditawarkan kepada nasabah dengan akad mudharabah muthlaqah.
Waasi menjelaskan bahwa melalui produk tersebut, nasabah dapat membuka deposito dalam hitungan menit melalui aplikasi Bank Jago dengan minimal penempatan dana mulai dari Rp1 juta. Dalam keadaan darurat nasabah dapat mencairkan deposito syariah ini tanpa terkena penalti.
Bank Jago juga akan meluncurkan produk terkait layanan syariah lainnya, seperti pembayaran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf).
Selain itu, Bank Jago akan gencar menggaet ekosistem syariah yang lebih luas. “Bagi Bank Jago, ekosistem itu sudah jadi DNA. Semua lini bisnis dibangun berdasarkan ekosistem atau kolaborasi dengan yang lain,” ujar Waasi.
Sementara ini, Bank Jago tengah mencoba mempelajari segmen di ekosistem syariah yang potensial untuk digaet.
Di sisi lain, Bank Jago gencar mengembangkan layanan syariahnya guna meraup potensi pasar yang besar. Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Berdasarkan data The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC), penduduk muslim Indonesia tercatat sebanyak 231,06 juta orang pada 2021.
Masyarakat Indonesia juga masih banyak yang belum tersentuh layanan perbankan syariah, ini terlihat dari inklusi keuangan syariah Indonesia yang hanya mencapai 12,12 persen berdasarkan Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel