Fakta Warga Dipaksa Minta Maaf karena Kritik Kades 9 Tahun

Bisnis.com,03 Feb 2023, 15:27 WIB
Penulis: Restu Wahyuning Asih
Ribuan kades dari seluruh Indonesia melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut revisi UU 6/2014 tentang Desa (UU Desa) di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (17/1/2023). JIBI/Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak

Bisnis.com, SOLO - Apip Nurahman, warga asal Bengkulu Selatan, menjadi viral di media sosial karena melayangkan kritik kepada pemerintahan.

Ia sebelumnya mengunggah video mengenai ketidaksetujuannya mengenai tuntutan kepala desa (kades) yang meminta jabatannya diganti menjadi 9 tahun.

Hai Pak Kades yang kemarin demo minta masa jabatan diperpanjang sembilan tahun, sadarlah diri. Presiden saja lima tahun, sadarlah. Katanya ini tuntutan rakyat, rakyat yang mana? Saya sudah keliling-keliling di kampung tanya masyarakat. Enggak ada yang setuju," kata Apip dalam video yang diunggahnya di akun TikToknya @apipnurahman pada beberapa waktu yang lalu.

Video tersebut langsung viral dan mendapat tanggapan dari netizen. Sayangnya, Apip justru mendapat nasib yang tak mengenakkan.

Ia diduga dipanggil oleh Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) dan Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dalam pertemuan tersebut, Apip mengaku mendapat intimidasi hingga akhirnya mengunggah video permintaan maaf.

Dari pengakuannya, ia dipaksa meminta maaf di hadapan pengurus Papdesi. Bahkan sebelum itu ia mengaku diteror dan diancam.

"Saya minta maaf karena di pertemuan saya dimarah-marah," kata Apip kepada wartawan, Selasa (31/1/2023).

Klarifikasi Apip mengenai videonya yang mengkritisi kades itu kemudian diunggah ulang oleh akun milik Kemal Palevi.

"Gokil, anti kritik. Gimana dikasih jabatan 9 tahun tuh kades yang baper," tulis Kemal pada Kamis (2/2/2023).

Dalam unggahan tersebut, disematkan video sebelum dan sesudah Apip melakukan kritik. Salah satu foto terlihat Apip terlihat tertekan saat meminta maaf.

"Saya telah sampaikan permohonan maaf tapi ditolak, dan dipaksa membacakan teks permohonan maaf sesuai keinginan mereka, karena saya sendiri dan dikelilingi banyak kades teks itu saya bacakan," kata Apip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini