Simak Data Perkembangan Stabilitas Rupiah Pekan Pertama Februari 2022

Bisnis.com,04 Feb 2023, 13:20 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia atau BI merilis data terbaru terkait perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah pekan pertama Februari 2023. Sejumlah indikator mencatatkan kinerja positif.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan perkembangan nilai tukar 30 Januari—2 Februari 2023. Rupiah tercatat sempat mengalami penguatan terhadap dolar.

Nilai tukar rupiah per Kamis (2/2/2023) ditutup di level (bid) Rp14.875 per dolar AS. Lalu, pada Jumat (3/2/2023) dibuka di level (bid) Rp14.900 per dolar AS.

Imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 6,58 persen pada Kamis (2/2/2023). Penurunan berlanjut ke level 6,55 persen pada Jumat (3/2/2023) pagi.

Yield US Treasury (UST) dengan tenor 10 tahun turun ke level 3,393 persen pada Kamis (2/2/2023). Sementara itu, US Dollar Index (DXY) melemah ke level 101,75.

Terkait aliran modal asing pada pekan pertama Februari 2023, premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 75,81 bps per Kamis (2/2/2023) dari 80,90 bps per 27 Januari 2023.

"Berdasarkan data transaksi 30 Januari—2 Februari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,96 triliun, [terdiri dari] beli neto Rp5,42 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,46 triliun di pasar saham," tulis Erwin dalam keterangan resmi, dikutip pada Sabtu (4/2/2023).

Berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan atau sampai dengan Kamis (2/2/2023), tercatat nonresiden beli neto Rp50,15 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp5,68 triliun di pasar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini