IEEFA: Arah Bisnis Pabrikan Otomotif Besar Hambat Transisi Energi Indonesia

Bisnis.com,06 Feb 2023, 18:24 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) menilai pabrikan otomotif yang menguasai pangsa pasar di Indonesia belum menunjukkan komitmen yang konkret untuk mengalihkan penjualan mereka pada kendaraan listrik.

Analis Energi IEEFA Putra Adhiguna mengatakan, minimnya komitmen pabrikan otomotif untuk beralih pada penjualan kendaraan listrik itu berdampak negatif pada rencana transisi energi pemerintah. 

Berdasarkan laporan IEEFA, terdapat lima produsen otomotif yang menguasai 92 persen pasar roda empat di dalam negeri, di antaranya Honda, Mitsubishi, Suzuki, Toyota dan anak perusahaannya Daihatsu. 

“Rencana elektrifikasi dari pemain industri yang lamban dikombinasikan dengan dominasi pasar mereka dapat menjadi hambatan besar bagi ambisi Indonesia. Para pemain otomotif banyak menekankan pentingnya memberi pilihan kendaraan bagi konsumen, namun opsi all-electric dari mereka hampir tidak bisa ditemukan,” kata Putra seperti dikutip dari siaran pers, Senin (6/2/2023). 

Di sisi lain, mengutip laporan IEEFA, konsentrasi pasar kendaraan roda dua belakangan justru lebih kuat dengan Honda dan Yamaha yang menguasai 96 persen pasar. Kendati demikian, kata Putra, rencana penjualan kendaraan listrik dari dua produsen utama itu masih minim.

Kajian IEEFA menunjukkan kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) hanya mencakup 0,16 persen dari keseluruhan penjualan Toyota di seluruh dunia. Sementara penjualan motor listrik Honda relatif minim. 

“Langkah positif menuju elektrifikasi memang mulai tampak, namun rencana yang ada tetap terlihat lemah, terlebih untuk pasar-pasar berkembang,” kata dia. 

Laporan IEEFA merujuk pada target agresif yang ditetapkan Indonesia dengan 13 juta motor listrik dan 2,2 juta mobil listrik pada 2030. Namun, realisasinya masih tertinggal di belakang beberapa negara tetangga Asean lainnya. Kompetisi dengan Thailand dalam mobil listrik semakin ketat sementara Vietnam telah lebih sukses mendorong penggunaan motor listrik di depan Indonesia.

"Pertentangan antara menurun drastisnya produksi minyak dan meningkatnya permintaan akan semakin sulit ditengahi jika tidak dibarengi dengan arah kebijakan yang tegas dari pemerintah," kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peralihan penggunaan motor listrik berbasis baterai sebanyak 6 juta unit pada 2025. Target itu dipatok untuk mempercepat program transisi energi bersih sembari menekan impor dan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang terlanjur lebar cukup besar pada tahun ini. 

Adapun, Kementerian ESDM memproyeksikan bakal terdapat 13 juta motor listrik dari motor listrik baru maupun hasil konversi pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini